Dinas ESDM Jateng Beberkan Dua Opsi Hidupkan Api Mrapen

Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa akan menghidupkan kembali Api Abadi Mrapen.
Api Abadi Mrapen di laporkan padam pada 25 September 2020. (Foto: Tagar/Ist)

Grobogan - Terhitung sudah dua bulan, Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong padam. Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah miliki dua alternatif cara hidupkan kembali Api Abadi Mrapen.

Adapun dua opsi untuk menghidupkan kembali Api Abadi Mrapen, yakni dengan melakukan pengeboran kembali di lokasi wisata. Dan menyalurkan kadungan gas dari bekas pengeboran sumur ke lokasi wisata dengan menggunakan pipa.

Saat ini fokus yang kita lakukan adalah menyalakan kembali api Mrapen.

Kabid Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Eni Lestari mengatakan, dua opsi ini muncul usai pihaknya melakukan kajian penyebab padamnya Api Abadi Mrapen. Dari dua opsi tersebut, pihaknya menilai opsi kedua lebih efisien.

"Masing-masing opsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau opsi pertama diperlukan kajian lebih lanjut mengenai kandungan gas di komplek wisata tersebut. Untuk menjalankan ini butuh waktu yang lebih lama," katanya, Kamis, 3 Desember 2020.

Sementara untuk opsi kedua, lanjut Eni lebih efisien karena pihaknya hanya perlu membuat instalasi penyalur gas dari titik sumur menuju titik Api Abadi Mrapen.

Kendati begitu, opsi kedua ini membutuhkan dukungan non teknis, berupa pembebasan lahan pada jalur yang dilalui instalasi. Eni menyebut, jika masalah non teknis sudah beres maka upaya penghidupan kembali api Mrapen bisa dilakukan di Januari 2021.

"Dua-duanya membutuhkan pembicaraan lebih lanjut. Opsi kedua memang tidak perlu ngebor lagi, tinggal pasang pipa instalasi. Tetapi pilihan ini butuh perlakuan khusus, mengingat gas yang menyembur di sumur itu bercampur dengan lumpur dan zat-zat lain," katanya.

Sementara itu, Kasi Energi Dinas ESDN Provinsi Jawa Tengah, SInung Sugeng Ariyanto mengatakan pihaknya telah melakukan pengecekan ke lokasi. Di sana, dirinya mengaku tidak mencium adanya bau gas. Atau dengan kata lain, pasokan gas yang keluar dari alam saat ini terhenti.

Seperti diketahui pada Sabtu, 12 Sepetember 2020 ada semburan air bercampur gas dan lumpur akibat kegiatan pengeboran sumur. Sumur yang terletak 150 meter dari Api Abadi Mrapen itu selanjutnya ditutup dengan koral. Akan tetapi air dan gasnya masih merembes keluar lubang sumur bor.

Tak lama setelah kejadian ini, tepatnya pada 25 September 2020, Dinas ESDN Provinsi Jawa Tengah mendapat laporan api Mrapen padam. Walau begitu, pihaknya belum bisa memastikan apakah semburan gas ini berkaitan dengan padamnya api Mrapen atau tidak.

"Saat ini fokus yang kita lakukan adalah menyalakan kembali api Mrapen," tandasnya. []

Berita terkait
BUMDes di Kudus Jadi Penggerak Ekonomi Dimasa Pendemi
BUMDes digadang-gadang sebagai motor penggerak perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Respons Warga soal Harimau Memangsa Hewan Ternak di Kudus
Harimau turun gunung dan memangsa ternak milik warga Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah. Begini tanggapan warga setempat.
Harimau Lapar Turun Gunung Terkam Dua Kambing Warga Kudus
Harimau turun gunung dan memangsa ternak milik warga di Kudus, Jawa Tengah. Terakhir menerkam dua kambing.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.