Di tengah Corona, 117 Juta Bocah Terancam Campak

Jutaan anak-anak di seluruh dunia berisiko terkena campak karena adanya pembatasan vaksinasi menyusul pandemi virus corona Covid-19
Seorang pengungsi Suriah membantu seorang anak memakai masker di Al-Wazzani, Lebanon. Di tengah pandemi virus corona Covid-19, jutaan anak terancam penyakit campak. (Reuters|Arab News).

Paris - Sekitar 117 juta anak-anak di seluruh dunia berisiko terserang penyakit campak. Hal ini disebabkan banyak negara yang membatasi program vaksinasi campak dan rubela karena tengah berfokus untuk memerangi wabah pandemi virus corona Covid-19.

Seperti diberitakan dari Arab News, Rabu, 15 April 2020, sebanyak 24 negara yang tengah menangani wabah besar campak, terpaksa menangguhkan program vaksinasi. Hal itu diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

13 Negara telah menghentikan program vaksinasi campak

Baca Juga: Wabah Campak karena Orang Tua Tolak Vaksinasi Anak

WHO dan UNICEF dalam pernyataan bersama Inisiatif Campak dan Rubela (M&RI) menyebutkan bahwa 13 negara telah menghentikam program vaksinasi. Dikatakan, sangat penting kapasitas imunisasi dipertahankan selama dan setelah pandemi Covid-19.

Lebih dari 11 juta anak-anak akan terpengaruh oleh penangguhan kgiatan imunisasi karena adanya pandemi Covid-19. "M&RI mendukung kebutuhan untuk melindungi masyarakat dan petugas kesehatan yang menangani Covid-19 melalui jeda kampanye massal vaksin campak, yang sebenarnya risiko penyakitnya juga tinggi," kata pernyataan itu.

Namun, ini tidak berarti bahwa anak-anak secara permanen akan ketinggalan. Campak penyakit yang sangat menular, menyerang sekitar 20 juta orang setiap tahun, yang sebagian besar berusia di bawah lima tahun.

campakIlustrasi (Foto: dw.com)

Meskipun vaksin murah dan tersedia, kasus campak telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar karena yang oleh WHO disebut "keragu-raguan vaksin". Pada 2018, ada sekitar 140.000 kematian akibat campak, sebagian besar diantaranya anak-anak dan bayi. Namun sebagian besar dapat mencegah kematian karena secara intensif menjalankan program vaksinasi.

Kongo memiliki 6.000 kematian akibat campak

Simak PulaKongo Terserang Wabah Campak, 5.000 Orang Meninggal

Dari dua lusin negara yang secara resmi menghentikan program vaksin campak - seolah-olah untuk melindungi petugas kesehatan dan memprioritaskan respons COVID-19 - beberapa telah melihat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus campak dalam beberapa tahun terakhir. Secara khusus, Bangladesh, Brasil, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Nigeria, Ukraina dan Kazakhstan semuanya berjuang melawan wabah besar campak dan rubela.

Kongo memiliki 6.000 kematian akibat campak di tengah pandemi Covid-19. Negara itu pekan lalu mencatat kasus baru Ebola hanya beberapa hari sebelum PBB mengumumkan berakhirnya wabah Ebola.[]

Berita terkait
Kongo Terserang Wabah Campak, 5.000 Orang Meninggal
Republik Demokratik Kongo terserang wabah campak, dan diperkirakan lebih dari 5.000 orang telah meninggal.
Wabah Campak karena Orang Tua Tolak Vaksinasi Anak
Vaksin campak yang efektif tersedia tapi wabah campak kembali mengganas di banyak negara, ini terjadi karena orang tua menolak anaknya divaksinasi
ACT Kirim 100 Ton Pangan untuk KLB Gizi Buruk-Campak Asmat
Kepala Cabang ACT DIY, Agus Budi Hariyadi mengatakan kapal kemanusiaan yang mengangkut 100 ton bahan pangan bakal berlayar dari Merauke menuju Agats, Minggu (4/2)
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.