Di Bantaeng, Kini Sampah Bisa Ditukar Emas

Kabupaten Bantaeng meluncurkan program, Sampah bisa ditukar dengan emas. Program tersebut berkat kerja sama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng dan Pegadaian.
Rukiyati, Kepala Seksi Pengendalian dan pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pegadaian (Persero), menerapkan program 'Sampah jadi Emas'. Program ini dipastikan mampu mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantaeng. Sebab, masyarakat bakal lebih selektif dalam memilah sampah rumahan yang bisa disetor ke Bank Sampah.

"Sampah jadi emas. Masyarakat membawa sampahnya ke Bank Sampah. Kita sekarang sudah punya Bank Sampah induk di Sasayya. Nanti di sana, akan dicatat jumlah berat sampah nasabah Bank Sampah. Nah nanti kira-kira jumlahnya sudah cukup satu gram emas, baru ditukarkan," ucap Rukiyati, Kepala Seksi Pengendalian dan pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng kepada Tagar, Selasa 16 Juli 2019.

Dia menyebut, tugas Bank Sampah, mengakumulasi jumlah sampah yang disetor oleh nasabah. Sewaktu-waktu telah cukup seharga emas, nasabah pun di persilahkan untuk menukarkannya di kantor Pegadaian.

"Uangnya tidak langsung di ambil. Misalnya harga satu gram emas Rp 500 ribu, yah sampai terkumpul sampah seharga Rp. 500 ribu, baru bisa diambil satu keping emas seberat satu gram, itu kita terapkan," tuturnya.

Untuk sampah yang disetorkan hanya yang bersifat daur ulang. Seperti plastik, besi, kertas dan lainnya.

"Jadi tidak ada yang terlewatkan. Sampah seperti seng - seng, besi - besi, itu tidak lagi ke TPA. Bahkan sampah basah kita jadikan kompos," ungkapnya.

Selain itu, dia juga menjelaskan, bagi masyarakat yang hendak menjadi nasabah, segeralah ke Bank Sampah induk di Sasayya. "Cara daftarnya nanti dijelaskan di sana," ujarnya.

Program ini belum banyak diketahui masyarakat Bantaeng, jumlah nasabah Bank Sampah di Bantaeng masih terbilang ratusan orang. "belum merata informasi karena sampai saat ini masih terus berjalan sosialisasi ke masyarakat," kata Rukiyati.

Namun, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memperkenalkan program bank sampah di tiap kecamatan dan sekolah - sekolah di daerah yang berjuluk Butta Toa ini.

Bank Sampah induk membawahi bank sampah unit, ini yang ada di perumahan, dan sekolah - sekolah. Khusus untuk sekolahan sudah tersebar sekitar 40 titik Bank Sampah. Karena keberadaan Bank Sampah juga, merupakan salah satu persyaratan mendapat piala Adipura.

Terbukti dengan terbentuknya Bank Sampah sejak sembilan tahun silam, daerah yang sempat dipimpin oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah saat ini, kerap mendapat penghargaan dalam hal keindahan lingkungan.

Terbaru, di era kepemimpinan Bupati Ilham Azikin, Bantaeng kembali meraih penghargaan tersebut. "Bantaeng sudah sembilan kali dapat Adipura, salah satu syaratnya wajib ada Bank Sampah," terang Rukiyati.

Namun selama program kerjasama ini berlangsung belum ada satu pun nasabah yang menukarkan tabungan sampahnya dengan emas batangan. "Sampai sekarang memang belum ada satu pun nasabah karena kan semuanya baru, kalau bulan depan mungkin sudah ada satu atau dua orang yang cukup tabungannya," tutup Rukiyati.

Sementara itu, Pegadaian Bantaeng, diperoleh informasi bahwa program kerjasama tersebut berlangsung sejak 2018 lalu. "Program ini memang se-Indonesia, kalau Bantaeng sendiri baru mulai tahun 2018 lalu," kata Samsul melalui sambungan selularnya, Selasa 16 Juli 2019.

Bentuk kerjasama antara Dinas Lingkungan Hidup dengan Pegadaian yaitu, Pegadaian menyediakan produk yakni emas batangan yang siap ditukarkan dengan jumlah sampah yang terakumulasi dari nasabah Bank Sampah.

"Jadi nasabah datang ke Bank Sampah dan apabila sudah mencukupi senilai nominal emas per-gram baru datang ke pegadaian untuk ditukarkan," jelas Deputi Bisnis Pegadaian Bantaeng ini. []

Artikel lainnya:

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.