Denny Siregar: Daftar Menteri Jokowi Layak Reshuffle

Keinginan Jokowi, kabinetnya dipenuhi orang-orang profesional, non-partai, dan muda. Tapi yang terjadi tidak sesuai harapan. Denny Siregar.
Fachrul Razi, Wishnutama. (Foto: Tagar/Pikiran Rakyat/Kemenparekraf)

Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju sedang ramai dibicarakan di tengah masyarakat. Tentang kinerja kabinet Jokowi saat ini, saya tidak bisa bilang itu buruk atau baik, tapi saya jauh lebih senang dengan kinerja kabinet periode pertama Jokowi ketika masih ada Ignasius Jonan, Susi Pudjiastuti, beberapa orang yang membuat progres dari apa yang diperintahkan Jokowi itu terlihat. 

Kalau sekarang kebanyakan diamnya. Enggak kelihatan apa yang dia lakukan. Saya tidak mengerti apa ini bagian dari strategi Jokowi supaya para menteri tidak membangun keriuhan dalam pekerjaannya, atau memang para menteri ini tidak ada kerjaannya.

Kalau kita melihat keinginan Jokowi, dia ingin kabinet kerjanya dipenuhi orang-orang dengan tiga kriteria. Pertama, profesional. Kedua, non-partai. Ketiga, orang muda. Kenapa orang-orang muda? Dia ingin ada pemikiran-pemikiran yang revolusioner dalam setiap kerjanya, tidak mengikuti budaya lama, tapi membangun pandangan baru yang out of the box, di mana dia juga tidak mampu berpikir ke sana. Itu yang ia harapkan.

Yang dilakukan Jokowi di kabinet pertama itu sebenarnya sudah sangat bagus. Jonan berhasil merebut Freeport. Susi berhasil membangun satu gerakan baru dengan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan. Banyak lagi yang dilakukan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Periode kedua ini Jokowi ingin supaya kabinetnya lebih maju dari kabinet pertama. Ternyata harapannya memang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat.

Kenapa harus reshuffle saat pandemi. Perlu dihapami, tim kabinet kedua ini baru dibentuk. Jadi ketika lagi dibentuk, Jokowi ingin melihat kinerjanya seperti apa. Ketika orang itu diberikan tugas, jabatan baru, yang pertama mereka lakukan adalah adaptasi. Bagaimana Jokowi bisa bilang dia tidak bagus, ketika dia masih dalam situasi beradaptasi. 

Siapa menteri harus diganti, menurut saya, Menteri Agama Fachrul Razi sudah pasti.

Tapi ada juga orang-orang ketika beradaptasi, dia mampu mengeluarkan pemikiran-pemikiran bagus, apalagi dalam situasi yang sulit seperti ini. Jokowi itu sebenarnya ingin melihat seseorang yang berbeda dari apa yang selama ini ia lihat di kalangan menteri-menteri sebelumnya. Apa sih pemikiranmu untuk keluar dari situasi ini? Apa sih pemikiran yang paling gila, paling revolusioner dari dirimu, supaya kita bisa keluar dari situasi ini.

Reshuffle menjadi penting ketika Jokowi bisa melihat menteri-menterinya selama ini masih kurang revolusioner seperti apa yang diinginkannya dalam kabinet kerjanya.

Siapa menteri harus diganti, menurut saya, Menteri Agama Fachrul Razi sudah pasti. Bukannya apa-apa. Saya juga pertama kali Menteri Agama dilantik Jokowi, saya paham banget pemikiran Jokowi dan keinginan untuk merevolusi tindakan-tindakan atau proses di dalam kementerian agama ini harus dilakukan. Tapi ternyata tidak memenuhi harapan Jokowi. Yang awalnya gagah bicara intoleransi, tapi di tengah-tengah kemudian memuji-muji FPI. Saya rasa tidak banyak yang bisa kita harapkan dari Menteri Agama kita sekarang ini.

Kedua mungkin Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Terlalu kemayu dalam menghadapi situasi pandemi. Belum ada pemikiran-pemikiran yang lebih cerdas, lebih berani, dan lebih revolusioner daripada sekadar membawa artis ketemu Jokowi, salam-salaman, sebagai influencer, sebagai buzzer. Tidak ada sesuatu yang baru dalam kepariwisataan kita. Malah yang lucunya ketika awal memimpin, masih sibuk dengan model pariwisata yang syariah, pariwisata buat muslim. Blunder di awal sudah kelihatan bagaimana cara kerjanya ke depan.

Memang tidak ada jaminan setelah reshuffle, kondisi membaik. Tapi ketika kemudian semuanya stagnan, statis, tidak ada gerakan apa-apa, apa opsi yang harus kita lakukan? Ya opsi revolusi. Yang harus kita revolusi sekarang adalah kinerja menteri-menteri yang ada. 

Kedua mungkin Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Terlalu kemayu dalam menghadapi situasi pandemi.

Buat saya reshuffle itu lebih kepada sebuah harapan. Akhirnya masyarakat paham, oh menteri-menteri ini diganti. Kita harap akan ada lebih baik, kerjaan lebih baik, strategi lebih baik, pemikiran lebih baik, dan menteri-menteri ini didukung Jokowi. Meski tidak ada jaminan yang baru akan lebih baik. Tapi kan lebih baik kita berusaha daripada kita diam saja.

Kalau kita lihat sebenarnya Jokowi sudah memberikan sinyal. Ketika dia bicara dua atau tiga kali di depan publik, bahwa menteri-menterinya tidak punya sense of crisis. Itu sebenarnya sebuah sinyal yang saya rasa bukan hanya untuk menegur para menteri yang sekarang dia punya, tapi juga untuk mengundang orang-orang lain untuk datang. Berbicara tentang bagaimana atau apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menghadapi situasi krisis seperti ini.

Dan kemungkinan orang yang akan dipilih Jokowi, ketika kemudian dia harus me-reshuffle, itu berarti adalah orang-orang yang sudah siap dengan road map untuk mengatasi krisis ini. Dan ketika dia sudah dapat orang-orangnya, reshuffle bisa saja terjadi. 

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Fadjroel Luruskan Kabar Jokowi Reshuffle 18 Menteri
Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman menepis informasi yang dilontarkan IPW, soal reshuffle 18 menteri Kabinet Indonesia Maju.
18 Menteri di Reshuffle, AHY - Sandiaga Uno Bergabung?
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uni diisukan akan bergabung dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di pemerintahan.
Adian Napitupulu: Jokowi Pasti Lakukan Reshuffle
Adian Napitupulu berkata pemerintah dan masyarakat membutuhkan komposisi menteri yang mampu bekerja menyikapi krisis akibat pandemi Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.