Denny Siregar: Abu Janda Permadi Arya Vs Natalius Pigai

Natalius Pigai memang pintar, membuka diri untuk dihina secara rasis, saat ada yang terjebak, ia mainkan. Apa Abu Janda rasis? Denny Siregar.
Natalius Pigai dan Permadi Arya yang populer dengan nama Abu Janda. (Foto: Tagar/Detik/Instagram @permadiaktivis2)

Mungkin karena kesal kepada Natalius Pigai, Permadi Arya yang sering dipanggil Abu Janda, langsung ngetwit, "Natalius Pigai, apa kapasitas kau? Sudah selesai EVOLUSI belum kau?" Kata-kata ini langsung disambar Pigai dengan semangat. Pigai memang pintar, dia membuka dirinya untuk dihina secara rasis. Ketika ada orang terjebak, Pigai melebarkan permasalahan itu ke arah suku dan ras. Padahal ejekan itu bersifat pribadi, tidak ada hubungannya dengan suku dan ras.

Apakah Pigai ingin mengulang kejadian makian "monyet" dan berhasil dijadikan senjata kerusuhan di Timika? Hmm, mungkin saja.

Twit Permadi Arya memang kasar dan cenderung menghina pribadi Pigai. Itu harus diakui. Tapi apakah itu bisa dijadikan alat bukti hukum supaya dia dipenjara karena rasisme? Um, nanti dulu. Kita harus tahu apa arti evolusi. Evolusi adalah perubahan bertahap, di mana sesuatu berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lebih kompleks.

Nah, pertanyaannya apakah kita sudah berhenti berevolusi? Dr Virpi Lummaa, seorang peneliti dari University of Sheffield, yang saya kutip dari merdeka.com tahun 2018, menyatakan bahwa evolusi manusia tidak akan berhenti hanya karena monogami. Manusia terus berevolusi seperti makhluk liar lainnya. Para ilmuwan menyebut model evolusi lambat ini dengan microevolution, beda dengan evolusi dulu yang sangat cepat.

Pigai memang pintar, dia membuka dirinya untuk dihina secara rasis. Ketika ada orang terjebak, Pigai melebarkan permasalahan itu ke arah suku dan ras.

Natalius PigaiNatalius Pigai. (Foto:Tagar/Era Muslim)

Jadi sebenarnya perkataan "belum selesai evolusi" dari Permadi Arya tidak bisa dikatakan rasisme, karena memang kenyataannya manusia belum selesai berevolusi. Bukan hanya Pigai saja, Permadi juga belum. Sama-sama belum selesai berevolusi.

Karena itu tidak pantas laporannya memakai pasal kebencian, karena kata-kata "belum selesai evolusi" itu tidak bisa dimasukkan pasal kebencian ras. Mungkin perbuatan tidak menyenangkan, karena yang tidak senang Pigai. Tapi kok yang melaporkan Ketua KNPI? Hubungan mereka berdua apa ya? Apa saudara kandung?

Tapi karena merasa umpannya sudah masuk, pelapor Permadi terus berkoar-koar Permadi sudah melakukan ujaran kebencian.

Saya enggak heran sih, pola mereka. Saya kenal banget karena sering dilaporkan. Mereka tidak penting laporan mereka punya bukti hukum kuat. Yang penting laporkan dulu, terus bicara lewat media. Giring opini publik.

Lha, nanti kalau laporannya tidak diterima? Tinggal ngomong saja, "Permadi dilindungi rezim" "Polisi tidak netral" "Ternyata Kapolri baru tidak punya taring penjarakan Abu Janda".

Gampang kan? Gampang lah, wong tinggal ngomong gitu sama sewa buzzer supaya trending. Kebiasaan mereka begitu sih, sudah hafal.

*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
Warga Papua: Natalius Pigai Enggak Usah Lebay
Seorang warga Papua menyebut Natalius Pigai lebay terkait isu rasisme atas cuitan Ambroncius Nababan yang menyamakannya dengan gorila.
Profil Natalius Pigai, Viral Lewat Kasus Rasis Mirip Gorila
Berikut profil Natalius Pigai yang diduga menjadi korban rasisme Politikus Partai Hanura Ambroncius Nababan.
Natalius Pigai Sebut PDI Perjuangan Orang-orangnya Rasialis
Natalius Pigai, menuding PDI-P berisikan sekelompok orang yang rasis. Berikut penilaian mantan Komisioner Komnas HAM itu selengkapnya.
0
Gelar Apresiasi 'Setapak Perubahan Polri', Masyarakat Dukung Polri Agar Lebih Baik Lagi
Sigit menekankan, Polri selalu berkomitmen membuka dan memberikan ruang kepada seluruh elemen masyarakat untuk menyampaikan pendapat.