Demokrat : Yusril Jual Pengetahuannya untuk Pembegal Politik

Pro AHY menyebyt Yusril sebagai politikus karatan karena ia hanya menjual pengetahuannya untuk para pembegal politik.
Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta : Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik, menyindir pernyataan pengacara kondang, Yusril Ihza Mahendra soal demokrasi sehat terkait gugatan empat eks kader PD terhadap AD/ART PD ke Mahkamah Agung.

"Yusril Ihza Mahendra mengeluhkan reaksi keras kader Demokrat padanya. Ia mengaku gugatannya pada AD/ART Partai Demokrat semata-mata demi 'demokrasi yang sehat'. Tapi mari kita bertanya: mulai kapan dan dari mana ide menyehatkan demokrasi itu hinggap di kepala Yusril?" kata Rachland, dikutip dari siaran pers, Selasa, 28 Agustus 2021.

Rachland menilai Yusril tidak peduli terhadap demokrasi sehat. Sebagaimana diketahui, Yusril merupakan pengacara dari empat mantan kader PD yang mengajukankeberatan ke MA mengenai AD/ART PD tersebut. 

"Inilah faktanya, Yusril tak peduli pada ide 'demokrasi yang sehat' pada saat ia berkepentingan mendapat rekomendasi Partai Demokrat bagi anaknya. Ide itu baru datang padanya belakangan, yakni setelah kubu KLB abal-abal di Deli Serdang memberinya pekerjaan untuk membatalkan AD/ART Partai Demokrat," tegasnya.




Yusril bukan cuma profesor hukum tata negara. Ia juga politisi karatan. Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Menteri pada tiga pemerintahan. Tapi kenapa tiba-tiba saja ia tak bisa melihat relasi kuasa di balik peristiwa politik yang sedang menghajar Demokrat? Kenapa ia seolah buta, bahwa apa yang dialami Demokrat berbeda, karena pada kasus partai lain tak ada agresi terang-terangan dari Kepala Staf Kepresidenan.




Rachland mengatakan hal itulah yang menjadi alasan para kader Partai Demokrat bersikap keras kepada Yusril dan menyebut pengacara kondang itu mabuk kesombongan karena menerima tawaran kubu Moeldoko untuk menggugat AD/ART Partai Demokrat. Rachland juga menyebut Yusril sebagai politikus karatan karena ia hanya menjual pengetahuannya untuk para pembegal politik.

"Yusril bukan cuma profesor hukum tata negara. Ia juga politisi karatan. Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Menteri pada tiga pemerintahan. Tapi kenapa tiba-tiba saja ia tak bisa melihat relasi kuasa di balik peristiwa politik yang sedang menghajar Demokrat? Kenapa ia seolah buta, bahwa apa yang dialami Demokrat berbeda, karena pada kasus partai lain tak ada agresi terang-terangan dari Kepala Staf Kepresidenan," ucap Rachland.

Sebelumnya, Yusril Ihza Mahendra digandeng empat eks kader PD untuk mengajukan gugatan ke MA terkait uji formil dan materiil AD/ART Partai Demokrat era AHY. Yusril menjelaskan AD/ART bisa digugat. []

 



Berita terkait
Waketum Demokrat Percaya MA Tetap Jaga Independensinya
Menurutnya, dengan narasi terobosan hukum namun di balik itu sebagai upaya teror dengan menggunakan hukum sebagai alatnya.
Respons Kader Demokrat Soal Kuasa Hukum Moeldoko Memilih Netral
Kader Partai Demokrat Rachland Nashidik mengatakan Yusril Ihza Mahendra mengaku netral dalam skandal pembegalan Partai Demokrat oleh KSP moeldoko.
Fernando Emas : Judicial Review AD/RT Demokrat Sangat Tepat
Hal ini menjadi pembelajaran bagi semua partai politik agar jangan sampai AD dan ART partainya melampaui UU Partai Politik.