Defisit Anggaran AS Melonjak Jadi 1,8 Triliun Dolar Ketiga Tertinggi dalam Sejarah

Utang negara tetap menjadi perhatian utama bagi para pemilih menjelang pemilihan presiden (Pilpres) pada November 2024
Tanda Wall Street di New York, AS, dengan latar belakang bendera AS, terlihat di persimpangan Broad St dan Wall St pada September 2024. (Foto: voaindonesia.com/VOA/Vladimir Bedkov)

TAGAR.id – Defisit Amerika Serikat pada tahun ini merupakan defisit tertinggi ketiga, setelah 2021 dan 2020, menurut Departemen Keuangan.

Amerika Serikat melaporkan defisit anggaran sebesar 1,8 triliun dolar pada tahun 2024 ini, meningkat dari 2023 akibat pengeluaran yang lebih tinggi, termasuk pembayaran bunga utang publik.

Departemen Keuangan melaporkan bahwa defisit keseluruhan meningkat sebesar 138 miliar dolar untuk tahun yang berakhir pada 30 September. Utang negara tetap menjadi perhatian utama bagi para pemilih menjelang pemilihan presiden (Pilpres) pada November 2024.

Defisit Amerika Serikat pada tahun ini merupakan defisit tertinggi ketiga, setelah 2021 dan 2020, menurut Departemen Keuangan.

Pada tahun fiskal 2020, defisit mencapai rekor 3,1 triliun dolar akibat meningkatkan pengeluaran untuk mendukung perekonomian yang terdampak pandemi COVID-19.

Menurut catatan Departemen Keuangan, pengeluaran untuk bunga utang publik meningkat hampir 30 persen dalam tahun fiskal terakhir, didorong oleh suku bunga yang lebih tinggi, dengan total mencapai 1 triliun dolar.

Namun, departemen tersebut menjelaskan bahwa melebarnya defisit secara keseluruhan juga dipicu oleh pengembalian biaya lebih dari 330 miliar dolar tahun 2023 lalu, akibat pembatalan program pengampunan pinjaman mahasiswa Presiden Joe Biden oleh Mahkamah Agung.

Tahun fiskal terakhir juga mencatat kenaikan dalam pengeluaran Jaminan Sosial dan belanja pertahanan.

Peningkatan penerimaan, sementara itu, terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pajak penghasilan individu, dan perusahaan yang dikumpulkan, di antara bidang-bidang lainnya.

Meskipun penerimaan meningkat dibandingkan tahun fiskal 2023, Departemen Keuangan dan Kantor Manajemen dan Anggaran (Treasury and Office of Management and Budget/OMB) menyatakan bahwa "penerimaan tersebut masih berada di bawah rata-rata historis jika dilihat sebagai bagian dari Produk Domestik Bruto (PDB)."

uang kertas ASUang kertas dolar AS dalam ilustrasi foto yang diambil pada 12/2/2018. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Tanggung Jawab Fiskal

Sebagai persentase dari PDB, defisit mencapai 6,4 persen, meningkat dari 6,2 persen pada tahun fiskal 2023.

Setelah laporan tersebut, seorang pejabat Gedung Putih menuding Partai Republik di Kongres melakukan "pemotongan pajak yang menyebabkan rendahnya tingkat pendapatan dan meningkatkan utang."

Dalam pengumuman terbaru mengenai angka anggaran, Menteri Keuangan Janet Yellen mencatat bahwa ekonomi Amerika Serikat tetap tangguh pada 2024.

Shalanda Young, Direktur OMB, menambahkan bahwa pemerintahan Biden mempertahankan "komitmen terhadap tanggung jawab fiskal."

Kedua lembaga tersebut mencatat bahwa total pinjaman federal dari publik tumbuh sebesar $2 triliun selama tahun fiskal terakhir, menjadi 28,2 triliun dolar.

Peningkatan pinjaman tersebut mencakup dana untuk membiayai defisit.

Sebagai persentase dari PDB, pinjaman dari publik meningkat dari 96 persen menjadi 98 persen.

Ekonomi menjadi isu utama dalam pemilihan Gedung Putih. Para pemilih merasakan dampak dari meningkatnya biaya hidup dan suku bunga yang lebih tinggi.

Namun, Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga bulan lalu, yang menandakan kemungkinan akan ada pemotongan lebih lanjut di masa mendatang.

Kekhawatiran mengenai utang nasional juga berkaitan dengan kinerja ekonomi. (ah/ft)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Defisit Perdagangan Amerika Serikat Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir Akibat Impor
Kemungkinan ini terjadi akibat bisnis berbondong-bondong melakukan impor sebagai antisipasi diberlakukannya tarif lebih besar pada barang impor