Defisit Perdagangan Amerika Serikat Tertinggi dalam 2 Tahun Terakhir Akibat Impor

Kemungkinan ini terjadi akibat bisnis berbondong-bondong melakukan impor sebagai antisipasi diberlakukannya tarif lebih besar pada barang impor
FILE - Karyawan Avianca Cargo menurunkan peti dari pesawat kargo di Bandara Internasional Miami di Miami, Florida, AS, 12/2/2024. (Foto: voaindonesia.com/CHANDAN KHANNA/AFP)

TAGAR.id – Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) membesar dan mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari dua tahun terakhir pada Juli 2024. Kemungkinan ini terjadi akibat bisnis berbondong-bondong melakukan impor sebagai antisipasi diberlakukannya tarif lebih besar pada barang impor. Hal ini mengindikasikan perdagangan akan menghambat pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga.

Sementara kenaikan impor yang dilaporkan Departemen Perdagangan pada Rabu akan mengurangi PDB, gejala ini juga merupakan petunjuk adanya permintaan dalam negeri yang besar dan tidak konsisten dengan kekhawatiran pasar finansial sehubungan terjadinya resesi.

“Data perdagangan Juli menunjukkan perdagangan neto akan membebani pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga, tetapi hal itu tidak menjadi keprihatinan karena hal itu justru mencerminkan kekuatan impor berkesinampungan yang menggambarkan permintaan domestik yang kuat dan bukan kekhawatiran akan resesi,” kata Thomas Ryan, pakar ekonomi di Capital Economics.

Kesenjangan perdagangan ini meningkat 7,9 persen menjadi 78,8 miliar dolar AS, terluas sejak Mei 2022, menurut Biro Analisis Ekonomi dari Departemen Perdagangan. Impor meningkat 2,1 persen menjadi 345,4 miliar dolar AS. (jm/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Menkeu Sri Mulyani Sebut per Juli 2024 APBN Defisit Rp 93,4 Triliun
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani melaporkan kinerja APBN hingga Juli 2024 mencatat defisit Rp 93,4 triliun