Jakarta - Istilah strategi investasi mengacu pada seperangkat prinsip yang dirancang untuk membantu investor mencapai tujuan keuangan dan investasi. Rencana inilah yang membantu keputusan investor berdasarkan tujuan, toleranssi risiko, dan kebutuhan masa depan mereka.
Investor dapat menggunakan strategi untuk merumuskan portofolio mereka atau melakukannya dengan professional keuangan. Strategi tidak statis. Hal ini berarti strategi perlu ditinjau secara berkala saat keadaan berubah.
Strategi investasi terbaik tidak selalu memiliki return yang terbesar. Namun, strategi yang baik bisa menyesuaikan dengan tujuan dan toleransi risikomu. Berikut beberapa strategi investasi yang bisa menjadi referensimu:
Growth Investing
Alih-alih mencari penawaran terendah, strategi ini menginginkan investasi yang menawarkan kenaikan yang kuat di masa depan. Dengan kata lain, investor yang menggunakan strategi ini sering mencari “hal besar berikutnya”.
Pertumbuhan investasi bukanlah hal yang sembrono. Sebaliknya, ini melibatkan evaluasi kesehatan saham saat ini serta potensinya untuk tumbuh.
Seorang investor yang menggunakan strategi ini mempertimbangkan prospek industry di mana saham bisa terus tumbuh. Perusahaan harus memiliki tren yang konsisten dari pendapatan yang kuat dan menandakan kapasitas.
Kelemahan untuk strategi ini adalah kurangnya dividen. Jika sebuah perusahaan berada dalam mode pertumbuhan, sering membutuhkan modal untuk mempertahankan ekspansinya. Ini tidak akan meninggalkan banyak uang yang tersisa untuk pembayaran dividen.
Value Investing
Investor yang menggunakan strategi ini adalah pembeli yang tawar-menawar. Mereka mencari saham yang menurut mereka undervalued. Strategi ini didasarkan pada gagasan bahwa beberapa tingkat irasionalitas ada di pasar.
Secara teori, irasional ini menghadirkan peluang untuk mendapatkan saham dengan harga diskon dan menghasilkan uang darinya. Warren Buffet salah satu investor yang menggunakan strategi ini.
Momentum Investing
Investor yang menggunakan strategi ini percaya bahwa pemenang akan terus menang dan pecundang akan tetap kalah. Mereka mencari dan membeli saham yang mengalami uptrend.
Mereka bisa memilih untuk menjual sekuritas secara pendek. Strategi ini mungkin menguntungkan, tetapi tidak jika datang risoko downside tak terbatas yang terkait dengan short-selling.[]
(Retno Ayuningrum)
Baca Juga:
- Investor Wajib Tau, Inilah 4 Resiko Investasi Emas
- Yuk Simak, 5 Tips Investasi Obligasi Perusahaan
- Pahami Keuntungan dan Kerugian Investasi Apartemen
- Menteri BUMN Kerja Sama Investasi dengan Qatar