Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen masih lebih baik dibandingkan berbagai negara lain di tengah pandemi Covid-19.
“Kita punya resiliensi lebih kuat dari negara lain karena hanya tiga negara yang masih positif yaitu China, India, dan Indonesia,” kata Airlangga dalam Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2020 secara daring di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020 seperti dilansir dari Antara.
Menurutnya faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk China dan India karena tingginya daya beli masyarakat di dalam negeri. “Kuncinya daya beli domestik sehingga dalam situasi ini domestic demand itu aset nasional,” ujarnya.
Tapi, sebenarnya seiring penerapan new normal Covid-19 perekonomian global sudah mulai mengalami perbaikan sejak awal Juni. Sebab, berbagai negara dunia sudah mengantisipasi perbaikan ekonomi dengan new normal seperti kapitalisasi pasar yang jatuh 60 triliun dolar Amerika Serikat (AS) pada April ini sudah naik jadi 83 triliun dolar AS.
Kemudian, harga minyak yang pernah turun juga membaik. CDS lebih baik dari negara lain. Termasuk ada perbaikan nilai tukar rupiah kembali ke Rp14.133.
Meski ekonomi Indonesia masih bertahan, menurutnya Indonesia masih memiliki tugas penting untuk segera diatasi yakni pertambahan angka kemiskinan sekitar 1,16 juta hingga 3,78 juta. Tak hanya itu, jumlah masyarakat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan di rumahkan pun bertambah hingga tiga juta orang akibat pandemi Covid-19.
“Berbagai negara diprediksi pengangguran dan kemiskinan rata-rata meningkat. Di Indonesia angkanya relatif jadi mudah-mudahan lebih baik dari negara lain meskipun di level ASEAN masih tinggi,” tuturnya. []