Jakarta - Pasangan selebriti Donna Agnesia dan Darius Sinathrya membagikan tips mendidik anak di era serba gadget.
Meski banyak orang beranggapan bahwa kecanggihan teknologi memudahkan akses informasi kapan pun dan dimana pun, tak bisa dipungkiri hal itu merupakan salah satu alasan kenapa mendidik anak jaman milenial lebih sulit dibanding jaman dulu.
Kepada Tagar, sejoli ini mengakui kalau membesarkan anak di era digital yang serba gadget, tidaklah mudah.
Salah satu cara yang ditempuh oleh mereka adalah dengan mencoba membiasakan anak dengan berbagai hal sejak masih kecil, agar tidak terlalu terpapar atau justru ketagihan akan gadget.
Apalagi anak pertama mereka, Lionel Nathan Sinathrya Kartoprawiro yang kini duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dinilai tengah berada pada fase dimana Donna dan Darius harus memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menata dirinya sendiri.
Soal penggunaan ponsel oleh anak, baik Donna maupun Darius mengaku masih ikut campur tangan. Meski telah memiliki handphone sendiri, Lio hanya diizinkan menggunakannya di bawah pukul sembilan malam.
"Kita sama Lio lagi ditahap memberikan kepercayaan untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri," kata Darius saat ditemui di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis, 3 Oktober 2019.
"Karena sekarang dia (Lio) masuk SMP, kita batasi sebelum jam sembilan, sekitar jam 7 malam lah," kata dia.
Kebijakan tersebut dikeluarkan Darius dan Donna agar anak sulungnya itu terbiasa. Mereka juga memastikan kalau pembatasan penggunaan gadget tidak akan menyulitkan Lio untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Sementara, kepada anak-anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) yakni Diego Andres Sinathrya dan Quinesha Sabrina Sinatrya , Darius dan Donna memperbolehkan untuk mengoperasikan handphone hanya pada akhir pekan saja.
"Kalo yang SD kita batasin cuma weekend aja, sebelum jam sembilan," ujarnya.
Selain memberlakukan kebijakan pembatasan, pasangan yang terpaut usia 6 tahun itu juga mengaku tetap memantau anak soal penggunaan seluler.
Tak hanya itu, mereka juga memberikan pengertian kepada anak-anak mereka kalau penggunaan handphone bukan untuk bermain game, melainkan sebagai sarana berkomunikasi.
"Kita sebagai orang tua yang lebih aktif memantau. Handphone kan bukan untuk main game, tapi lebih ke sarana komunikasi. boleh main tapi harus ada waktu kapan main, kapan berhenti," tuturnya.
Kebijakan pembatasan tersebut juga tidak dirasa memberatkan lantaran anak-anak mereka disibukkan kegiatan ekstrakurikuler dari sekolah.
Misalnya, Lio yang memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola, mengikuti latihan rutin tiga kali dalam seminggu. Sedangkan, kedua adiknya, disibukkan dengan berbagai macam les, mulai dari gambar, main piano, dan les bahasa Inggris. []