Dampak Investasi AI Pada Nilai Saham Perusahaan

Dampak AI pada nilai saham perusahaan, di sisi lain, jarang didiskusikan.
Ilustrasi AI

TAGAR.id, Jakarta - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) baru-baru ini mendapatkan daya tarik dan perhatian, begitu pula minat dan investasi dalam AI. Dampak AI pada nilai saham perusahaan, di sisi lain, jarang didiskusikan. 

Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh Annals of Operations Research pada 119 berita dan pengumuman dari 62 perusahaan publik yang telah berinvestasi di AI, disimpulkan bahwa investasi AI berdampak negatif justru terhadap nilai pasar perusahaan. 

Pada hari pengumuman, harga saham perusahaan turun 1,77%. Perusahaan non-manufaktur dan perusahaan dengan kapabilitas teknologi informasi yang rendah atau peringkat kredit yang rendah terdampak lebih parah dibanding perusahaan lain. 

Dari studi tersebut ditemukan bahwa mayoritas investor justru menganggap pengumuman investasi AI sebagai berita yang tidak diinginkan. Dan hal itu sangat mempengaruhi reaksi pemegang saham terhadap nilai perusahaan.

AI merupakan teknologi yang memiliki kapasitas untuk meniru perilaku manusia melalui proses kognitif termasuk pembelajaran, penalaran, dan koreksi diri. Ada empat prasyarat yang harus dipenuhi untuk dapat dideskripsikan sebagai AI yaitu, pemrosesan bahasa alami, representasi pengetahuan, penalaran otomatis, dan pembelajaran mesin. 

Namun, kita harus berhati-hati untuk tidak melebih-lebihkan kemampuan AI saat ini ketika mempertimbangkan kekuatannya untuk merevolusi bisnis secara mendalam. Faktanya saat ini, kecerdasan buatan belum cukup berkembang untuk sepenuhnya menggantikan kognisi manusia.

Kecerdasan buatan (AI) dipandang oleh banyak orang sebagai general purpose technology (GPT) di era digital, karena dinamisme teknisnya. Para ekonom menilai, meskipun belum berdampak pada ekonomi, GPT diharapkan dapat membantu penurunan produktivitas saat ini. 

Energi adalah contoh utama GPT, karena semua bisnis dan industri bergantung pada infrastruktur listrik untuk menjalankan operasi bisnisnya. Dengan menstandarkan teknologi baru, pemasok listrik dapat memperoleh sedikit nilai dari basis jumlah klien yang besar.

Total nilai investasi dalam teknologi kecerdasan buatan meningkat setiap tahun. Naik lebih dari tujuh kali lipat dari tahun 2015 hingga tahun 2021 yang mencapai 93,5 miliar dolar AS atau Rp 1,5 Triliun. 

Perusahaan besar dengan cash berlimpah dan asli digital seperti Amazon, Baidu, dan Google menghabiskan sebagian besar uangnya untuk R&D internal di AI. Terlepas dari semua investasi, sebagian besar adopsi AI di luar sektor TI masih dalam tahap percobaan awal.

Total nilai investasi dalam kecerdasan buatan perusahaan (AI)Gambar 1: Total nilai investasi dalam kecerdasan buatan perusahaan (AI) di seluruh dunia pada tahun 2015-2021 (sumber: Statista)

Dari survey terhadap lebih 3.000 perusahaan yang aware dengan AI, McKinsey Global Institute menemukan bahwa pengadopsi AI awal cenderung lebih dekat ke perusahaan digital, termasuk di antara perusahaan besar dalam sektor, dimana mereka membangun AI mulai dari grup teknologi, menggunakan AI di bagian paling inti dari proses operasi, mengadopsi AI untuk meningkatkan pendapatan serta mengurangi biaya, dan mendapat dukungan penuh dari tim eksekutifnya.

Studi yang dilakukan oleh Norwegian University of Science and Technology menyebutkan bahwa terlepas dari kenyataan bahwa banyak kemampuan teknologi AI mungkin menyerupai bahkan lebih baik dari manusia, masalah ketidakpercayaan dapat berkembang ketika kurangnya transparansi di mana dan bagaimana AI digunakan. 

Penelitian awal telah menunjukkan bahwa manusia perlu memahami bagaimana teknologi tersebut bekerja dan memiliki indikator keamanan dan ketergantungan yang terdefinisi dengan baik untuk merasakan kepercayaan terhadap output dari AI. Akibatnya, perusahaan yang menerapkan AI harus memahami pentingnya kepercayaan, cara membangunnya, dan bagaimana kepercayaan mempengaruhi reputasi dan interaksi mereka dengan stakeholder perusahaan.

Menurut CEO YG Strategic Yossy Girsang, agar bisnis menghasilkan pendapatan dan mendapatkan keunggulan kompetitif, AI menjadi semakin penting. Namun, terlepas dari waktu, tenaga, dan uang yang dikeluarkan, ternyata banyak program AI yang tidak berjalan mulus. 

Pemahaman tentang bagaimana teknologi AI dapat menambah nilai perusahaan dan jenis bisnis yang cocok untuk AI juga perlu mendapat perhatian. “Kemampuan teknologi AI saja tidak cukup. Bisnis juga perlu memahami bagaimana teknologi dapat dibuat layak secara komersial melalui model bisnis AI yang inovatif,” ungkap Yossy Girsang.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Pangkas Risiko Kecelakaan, Honda Perkenalkan Teknologi Artificial Intelligence
Sat ini fokus Honda Motor Co Ltd untuk mengembangkan teknologi Artificial Intellegence untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.
Sinopsis Artificial City Misteri Psikologi Tayang Akhir 2021
Akan ada drakor thriller misteri psikologi baru yang akan tayang pada Desember 2021 mendatang. Artificial City akan tayang perdana akhir 2021.
Artificial Intelligence untuk Prakiraan Cuaca Jangka Pendek
Bisa memprediksi apakah akan turun hujan dalam waktu dua jam.