Dahnil Minta Jokowi-Said Iqbal 'Tidak Digoreng'

Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak meminta tak ada yang 'menggoreng' pertemuan Said Iqbal dengan Jokowi.
Presiden Joko Widodo akrab disapa Jokowi menerima para pemimpin buruh di Istana Bogor, Jumat 26 April 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Jakarta - Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan kehadiran Said Iqbal ke Istana Bogor bertemu Jokowi jangan ditafsirkan macam-macam apalagi sampai 'menggorengnya' hingga berlebihan.

Dahnil mengatakan sikap politik Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPI), Said Iqbal, tidak berubah yaitu tetap mendukung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.

"Tidak ada yang berlebihan kehadiran Said Iqbal bertemu Jokowi dan tidak akan mengubah sikapnya," kata Dahnil di Kantor BPN Prabowo-Sandi, Jalan Kertanegara VI, Jakarta, Jumat 26 April 2019.

Ia mengatakan kehadiran Iqbal di Istana Bogor bertemu Presiden Joko Widodo dalam kapasitasnya sebagai presiden KSPI.

Menurut dia, sebagai pemimpin buruh, Said Iqbal harus datang karena kalau tidak datang bisa dianggap tidak sopan.

"Teman-teman buruh dan Said Iqbal akan memperingati Hari Buruh tanggal 1 Mei, jadi tidak sopan kalau tidak datang ketika diundang Presiden," kata Dahnil.

Pertemuan Jokowi dan Serikat Buruh

JokowiPresiden Joko Widodo akrab disapa Jokowi menerima para pemimpin buruh di Istana Bogor, Jumat 26 April 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Sebelummya, Presiden Joko Widodo menerima sejumlah perwakilan serikat pekerja di Istana Bogor pada Jumat 26 April 2019.

Presiden Jokowi menerima Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nuwa Wea, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Mudhofir, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Said Iqbal, Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia Ilhamsyah, Ketua Umum Sarikat Buruh Muslimin Indonesia Syaiful, Presiden Konfederasi Serikat Nusantara Muchtar Guntur, dan Ketua Komisi A DPRD DKI Wiliam Yani.

Dalam kesempatan ini pimpinan serikat pekerja mengusulkan pembentukan tim bersama untuk revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015 tentang Pengupahan.

"Banyak hal yang kami bicarakan hari ini dan sangat positif. 'May Day' tetap kami rayakan dengan cara-cara damai dan juga kesepakatan untuk membentuk tim bersama merevisi PP 78 yang selama ini banyak pro-kontra di antara kalangan buruh," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Andi Gani Nuwa Wea usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor.

Menurut Andi, serikat pekerja juga menyampaikan kepada Presiden Jokowi mengenai permintaan pembentukan desk perburuhan di Polri. Hal itu berguna untuk upaya perlindungan bagi buruh.

"Untuk bisa melindungi hak-hak buruh dan juga untuk bisa menjadi tempat untuk mencari keadilan buat para buruh," kata Andi.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Bina Graha, Jakarta mengatakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan sejumlah perwakilan serikat pekerja berlangsung akrab dan hangat.

"Akrab sekali, sangat akrab, Presiden lebih banyak mendengarkan. Pak Said Iqbal lebih banyak bicara dengan yang lain-lain. Ada tujuh orang semuanya bicara dan Presiden sangat mendengarkan, tidak ada suasana yang tegang," jelas Moeldoko.

Selain Moeldoko, Menteri Ketenagakerjaan Hanief Dhakiri juga turut mendampingi Presiden dalam pertemuan itu.

Dalam pertemuan itu, Presiden dan para perwakilan serikat pekerja sepakat untuk merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78/2015 tentang Pengupahan dengan mengutamakan azas keberadilan antara buruh dan perusahaan.

Catatan Jokowi

Presiden Jokowi pada Jumat malam mengunggah foto pertemuannya dengan para pemimpin buruh di laman Facebook.

Bersama unggahan foto, Jokowi menulis catatan:

"Bertemu para pimpinan serikat pekerja di Istana Bogor hari ini, sepekan menjelang pelaksanaan Hari Buruh 1 Mei 2019.

Mereka yang hadir adalah Andi Gani Nena Wea dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Mudhofir dari Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Said Iqbal dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Ilhamsyah dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, Syaiful dari Sarikat Buruh Muslimin Indonesia, dan Muchtar Guntur dari Konfederasi Serikat Nusantara.

Kami membahas beberapa hal, terutama mengenai peringatan Hari Buruh, 1 Mei nanti. Pemerintah dan para pimpinan serikat pekerja sepakat bahwa peringatan Hari Buruh akan digelar dengan cara-cara yang kondusif dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya.

Kita harapkan rakyat juga ikut merasakan kegembiraan dalam perayaan Hari Buruh ini." []

Baca juga:

Berita terkait