D-100 Pertamina, Bahan Bakar Green Energy Pertama

Pertamina berhasil membuktikan keunggulan Green Diesel atau D-100 sebagai bahan bakar pertama yang terbuat dari 100 persen bahan nabati.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (kiri) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ke Kilang Dumai, Riau, Rabu, 15 Juli 2020. (Foto: Instagram/@pertamina)

Jakarta - PT Pertamina (persero) berhasil membuktikan keunggulan Green Diesel atau D-100 sebagai bahan bakar mesin diesel pertama di Indonesia yang terbuat dari 100 persen bahan nabati, saat uji performa (road test). Sebab, D-100 dibuat dari 100 persen bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia. 

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Budi Santoso Syarif mengatakan uji performa menjadi jawaban bahwa D-100 yang diproduksi 1.000 barel di Refinery Unit II Dumai, Riau, dapat memenuhi kebutuhan green energy di Indonesia. 

“Ini adalah yang pertama di Indonesia dan hanya sedikit perusahaan yang dapat melakukannya. Kami membuktikan bahwa Pertamina berhasil melakukannya di Kilang Dumai, dengan dibantu oleh Katalis Merah Putih yang merupakan kerjasama Research & Technology Center Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB)," ujar Budi Santoso Syarif seperti dikutip Tagar dalam siaran pers Pertamina, Minggu, 19 Juli 2020.

Baca juga: Pertamina Siap Produksi D-100 Pertama di Indonesia

Uji performa dilakukan pada 14 Juli 2020 sepanjang 200 kilo meter menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017. Menurut dia dalam uji performa bahan bakar yang digunakan adalah campuran D-100 sebanyak 20 persen, Dexlite sebanyak 50 persen, dan FAME sebanyak 30 persen.

Menurut hasil uji laboratorium, terukur angka Cetane Number bahan bakar campuran D-100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini.

Kemudian, kata dia penggunaan D-100 dalam campuran bahan bakar kendaraan dapat meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi emisi gas buang.

"Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7 persen dari sebelumnya 2,6 persen saat tidak dicampur dengan D-100," tuturnya.

Selain hasil uji kuantitatif yang bagus, pengguna kendaraan pun tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraannya. Diantaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi. Dengan performa yang lebih baik tersebut, akan lebih hemat dari sisi penggunaan BBM maupun perawatan mesin.

Dengan demikian, menurutnya D-100 sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yaitu Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya alamnya untuk menciptakan kedaulatan energinya sendiri. "Suatu kebanggaan bagi kami dapat menciptakan solusi untuk Indonesia," ucapnya. []


Berita terkait
Beli BBM Pertamina Harus Nontunai, Surabaya Pertama
Pertamina mulai menggencarkan transaksi nontunai di SPBU. Sebagai permulaan, perusahaan migas negara itu membidik Surabaya sebagai wilayah pertama
Demi Good Corporate Governance, Pertamina Gandeng KPK
PT Pertamina (Persero) menggandeng KPK untuk memastikan kegiatan operasional dan bisnis berada dalam koridor Good Corporate Governance.
Profil Ahok: Pertamina Gaji Tinggi, Asyik Gubernur
Ahok mengaku gaji yang diterima selama menjabat sebagai komisaris lebih besar daripada sebagai gubernur. Tapi lebih suka jadi gubernur.