Mataram - Curah hujan di beberapa wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dasarian III di bulan April 2020, umumnya dalam kategori rendah. Hasil pantauan BMKG menyebut ada beberapa wilayah dengan curah hujan kategori menengah.
Wilayah Lombok Tengah bagian Selatan, sebagian kecil wilayah Kabupaten Lombok Utara, serta sebagian kecil wilayah Kabupatan Sumbawa Besar dengan curah hujan kategori menengah.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem.
Curah hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Sambik Bangkol, Kecamatan Gangga sebesar 131 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian II April 2020 umumnya atas normal hampir di seluruh wilayah NTB.
Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) berturut-turut umumnya dalam kategori masih terjadi hujan (0 hari) hingga dengan kategori menengah (11- 20 hari) pada tanggal pemutakhiran. Sementara HTH terpanjang terpantau di Pos Hujan Wera, Kabupaten Bima sepanjang 52 hari.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Nindya Kirana menyebut kondisi dinamika atmosfer. "Hingga saat ini enso dan dipole mode masih menunjukkan kondisi netral," kata Nindya dalam keterangannya kepada wartawan di Mataram, Kamis 30 April 2020.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia pada dasarian II April menunjukkan angin timuran. Angin monsun Australia diprediksi semakin meluas ke wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Sementara pergerakan MJO saat ini terpantau aktif di Fase 2 (Indian Ocean) dan diprakirakan akan terus aktif hingga pertengahan dasarian I Mei 2020.
Untuk peluang terjadinya hujan pada dasarian I Mei 2020 umumnya rendah. Curah hujan lebih besar dari 20 mm per dasarian berpeluang terjadi 30-40 persen hanya di sebagian kecil wilayah NTB, seperti wilayah Lombok Barat bagian selatan serta Kabupaten Sumbawa Barat bagian Barat laut.
Kondisi wilayah NTB yang saat ini kata Nindya berada pada periode peralihan musim.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologis, seperti hujan lebat, angin kencang, angin puting beliung dan tanah longsor," ungkapnya. []