Jakarta - Usia menjadi faktor utama 'daya tahan' pria ketika bersama sang istri di atas ranjang. Namun, jangan cemas, ada sejumlah cara yang dapat membantu ereksi pria menjadi lebih tahan lama sehingga terhindar dari kerap 'main cepat'.
Disfungsi ereksi memang menjadi problematika. Seorang istri bahkan curhat kepada kolom konsultasi di The Guardian ketika suaminya mengalami hal tersebut. Ia mengutarakan cemas, bukan kepada apa yang diterimanya tetapi terhadap sikap suaminya yang khawatir berlebihan tidak dapat membahagiakan istri karena kerap 'main cepat'.
Sang istri telah meyakinkan suaminya bahwa di usia senja bukan lagi tentang berhubungan badan. Toh, ketika usianya belum senja, pasangan ini memiliki kehidupan seksual yang memuaskan. Bagi sang istri, cinta dan kasih sayang adalah hal utama di umurnya yang tak lagi muda.
"Pasangan saya tidak bisa ereksi cukup lama untuk menyempurnakan hubungan seksual kami. Saya tidak ingin membuatnya khawatir," demikian curhatan sang istri, dikutip dari The Guardian, Minggu 27 September 2020.
Ilustrasi seks. (sexaftercancer)
Selain menderita diabetes dan rutin minum obat, rupanya sang suami juga pernah menjalani pengobatan untuk depresi klinis di masa lalu. Suami meminta pendapat sang istri untuk menggunakan obat itu lagi jika dibutuhkan.
"Adakah yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki situasi? Saya tidak mengharapkan keajaiban, namun kami menikmati hubungan cinta yang terlambat," sambung sang istri mengutarakan curhatannya.
Baca juga:
- Haruskah Umur 60-an Ikut Tren Fesyen dan Tips Modis Usia Senja
- Viral Pesta Musik Berkerumun di Bekasi, Kafe Broker Disegel
- 5 Manfaat Nonton Film saat Stres, Nomor 3 Bikin Laper
Dr Pamela Stephenson Connolly dari College of Sexual and Relationship Therapists (COSRT) Inggris membalas curhatan itu mengatakan, banyak jenis pengobatan memicu masalah dengan hasrat seksual, gairah, atau orgasme, termasuk obat untuk diabetes dan depresi.
Psikoterapis yang mengkhususkan diri dalam mengobati gangguan seksual itu menambahkan, obat yang mengganggu rutinitas seksual tersebut dapat diubah sehingga aktivitas ranjang dapat kembali sempurna.
"Kabar baiknya adalah, dokter sering kali dapat membantu pasien yang mengalami efek samping seksual untuk mengganti obat yang lebih cocok untuknya," ujar dr Pamela.
Ilustrasi seks. (Foto: Pixabay)
Untuk memuluskan rencana agar terbebas dari disfungsi ereksi, dr Pamela meminta sang suami berkonsultasi dengan dokternya yang memberikan obat diabetes dan depresi klinis. "Kadang-kadang, kebutuhan akan kecakapan seksual oleh orang yang berusia lanjut tidak dihormati sebagaimana mestinya," katanya.
dr Pamela meminta agar istri maupoun suami memahami pentingnya berhubungan badan atau seks dalam hubungan rumah tangga. Masing-masing pihak, baik suami atau istri harus kompak untuk memperhatikan kebutuhan seksual.
"Karena itu, seks yang baik dan erotisme yang mendebarkan tidak bergantung pada mekanisme penis. Jadi, tidaklah bijaksana untuk memberikan tekanan yang tidak semestinya pada suami," tuturnya.