Covid-19 Respons Indonesia, Korsel dan Thailand

Paling tidak ada tiga negara di Asia yang berhasil mengatasi ‘serangan’ virus corona baru (Covid-19) yaitu Vietnam, Korsel dan Thailand
Pesan mengenai pencegahan dan perang melawan pandemi Covid-19 telah menyebar ke mana-mana di Vietnam untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab publik atas pencegahan dan pengendalian penyakit. Masker jadi barang yang sangat diperlukan untuk semua orang. (Foto: vnexplorer.net).

Ketika Korea Selatan (Korsel) dan Thailand kelabakan di awal pandemi atau wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di awal Januari 2020 Indonesia justru memunculkan dagelan melalui pernyataan-pernyataan nyeleneh pejabat tinggi. Ada yang menyebut virus corona sulit masuk Indonesia karena izinnya susah. Ada lagi yang mengatakan virus corona diusir karena doa, dll.

Bahkan, ketika dua kasus Covid-19 terdeteksi sebagai kasus resmi pertama di Indonesia tetap saja tidak ada langkah yang sistematis untuk menanggulangi penyebaran virus corona. Pernyataan terkait dengan kasus pertama ini malahan jadi awal stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda) karena pemerintah membeberkan riwayat kontak Pasien 01 dan Pasien 02. Bagi sebagian orang yang memakai kacamata kuda maka riwayat kontak itu dikaitkan dengan norma-norma moral dan agama sehingga menyimpulkan corona menular karena maksiat.

Baca juga: Covid-19 Indonesia Sejarah Gelap Awal Penyebar Virus

Ketika banyak negara menghentikan penerbangan dari dan ke China, pemerintah Indonesia justru menawarkan diskon tiket penerbangan ke 10 destinasi wisata nasional. Padahal, ketika Amerika Serikat (AS) menghentikan penerbangan tanggal 31 Januari 2020 dari dan ke China serta melarang warga Wuhan masuk AS kecuali WN Amerika pakar mengatakan hal itu sudah sangat terlambat. Soalnya, wabah corona sudah berkobar lebih dari 30 kota di 26 negara yang diperkirakan sebagian besar ditularkan pelancong dari Wuhan. Mereka terbang ke berbagai penjuru dunia sejak tanggal 1 Januari 2020 untuk merayakan tahun baru Imlek.

1. Thailand Minta Pengorbanan Rakyat Perangi Corona

Indonesia baru menghentikan penerbangan langsung dari dan ke China mulai 5 Februari 2020. Celakanya, beberapa kota di Asia, seperti Bangkok, Kuala Lumpur dan Singapura yang jadi tujuan pelancongan warga Wuhan masih membuka penerbangan ke Indonesia. Kota-kota ini jadi tujuan pelancong Wuhan yang merayakan Imlek.

Ketika seorang perempuan umur 61 tahun yang terbang dari Wuhan ke Bangkok, 13 Januari 2020, terdeteksi demam, sakit kepala dan sakit tenggorokan Thailand mulai menjalankan berbagai program menghadapi pandemi virus corona. Itu yang jadi kasus pertama Covid-19 yang dilaporkan Thailand yang jadi kasus pertama di luar China.

ilus3 opini 14 mei 20Pusat perbelanjaan CentralWorld Bangkok sepi pada Hari Songkran pada hari Senin, 13 April 2020. Jika tidak ada lockdown karena pandemi Covid-19 tempat itu akan penuh sesak pada hari Tahun Baru Thailand. (Foto: bangkokpost.com/Wichan Charoenkiatpakul).

Thailand bergerak cepat dengan menetapkan keadaan darurat nasional untuk memerangi pandemi Covid-19 dengan menetapkan lockdown. PM Thailand, Prayut Chan-o-cha, melalui pidato yang disiarkan langsung ke seluruh negeri mengatakan kondisi itu akan membuat warga tidak nyaman, tapi pengorbanan diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus corona. Thailand menerapkan lockdown sejak 26 Maret 2020. Laporan terakhir kasus Covid-19 di Thailand 3.018 dengan 56 kematian dan 2.850 sembuh.

Maka, tidak mengherankan kalau pusat perbelanjaan Central World Bangkok yang selalu ramai tapi tiba-tiba sepi. Bahkan pada Hari Songkran tidak ada keramaian karena masa lockdown. Hal yang mustahil (akan) terjadi di Indonesia.

Celakanya, di Indonesia banyak pihak yang tidak mendukung program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona. Hanya dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saja banyak warga yang tidak mematuhinya dengan 1001 macam alasan. Warga masih saja bepergian, pabrik dan perusahaan yang tidak menyangkut kebutuhan pokok sehari-hari tetap beroperasi. Banyak warga yang tetap menjalankan ibadat secara bersama, dll. Laporan terbaru tanggal 14 Mei 2020 pukul 12.00 WIB kasus positif 16.006 dengan 1.043 kematian dan 3.518 sembuh.

2. Warga Korsel yang Patuh Mengikuti Anjuran Pemerintah

Padahal, salah satu faktor yang membuat Vietnam berhasil menangani Covid-19 tanpa ada kematian adalah ketaatan warga menjalankan anjuran pemerintah, seperti diam di rumah dan memakai masker.

Kepatuhan mengikuti anjuran pemerintah pula yang membuat Korea Selatan (Korsel) bisa mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan 10.991 kasus dan 260 kematian serta 9.762 sembuh berada di peringkat ke-43 dunia.

ilus5 opini 14 mei 20Perbandingan tes Covid-19 di Korea Selatan dan Indonesia serta jumlah tes dan tes per 1 juta populasi. (Foto: Tagar/Syaiful W. Harahap).

Banyak kalangan yang memperkirakan Korsel akan jadi ‘neraka’ baru pandemi Covid-19 karena dekat dengan China. Bahkan, laporan media menyebutkan sejak awal Januari 2020 puluhan ribu warga Wuhan melancong ke Negeri Ginseng itu merayakan Tahun Baru Imlek. Tapi, warga Korsel taat aturan. Yang tidak berkepentingan dengan wisata tetap di rumah, sedangkan yang berhubungan dengan pelancong menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan selalu memakai masker.

Langkah Vietnam yang tepat adalah menjalankan tes massal dengan mencari warga yang pulang dari China. Kasus positif Covid-19 di Vietnam 288 dengan 0 kematian dan 252 sembuh.

Hal yang sama juga dilakukan Korsel jauh sebelum kasus Covid-19 terdeteksi di negara itu. Korsel jalankan tes swab massal sejak tanggal 2 Januari 2020 atau dua hari setelah otoritas China umumkan kasus virus corona baru di Wuhan tanggal 31 Desember 2019.

Baca juga: Kisah Sukses Korea Selatan Hadapi Pandemi Covid-19

Hal yang dilakukan Thailand, Korsel dan Vietnam tidak dilakukan negara-negara lain sehingga kasus Covid-19 merebak. Negara-negara di Eropa membukukan ratusan ribu kasus, seperti Spanyol 271.095, Inggris 229,705, Italia 222.104, dan negara-negara lain. Termasuk Rusia yang semula menganggap bisa menahan pandemi ternyata sekarang ada di peringkat ke-3 dunia dengan kasus 252.245. Presiden Putin sesumbar bisa atas pandemi. Hal yang sama terjadi di Brasil, Amerika Latin, yang melaporkan kasus 190.137 berada di peringkat ke-6 dunia.

3. Pernyataan Pejabat yang Nyeleneh Kecilkan Ancaman Corona

Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan corona tidak lebih buruk dari flu. Apa yang terjadi kemudian? Kini Brasil ada di ‘papan atas’ pandem Covid-19 di peringkat ke-6 dunia. Begitu juga dengan Amerika Serikat. Presiden Trump juga sesumbar virus corona tidak akan bisa masuk ke negaranya. Tapi, Negeri Paman Sam itu terus bercokol di puncak pandemi Covid-19 global dengan kasus 1.430.348.

ilus4 opini 14 mei 20Anak-anak di lingkungan Truc Bach, distrik Ba Dinh, Hanoi, Vietnam, mengungkapkan kebahagiaan mereka setelah menyelesaikan blokade Covid-19 selama 14 hari. (Foto: vnexplorer.net).

Pejabat-pejabat Indonesia pun sebelum kasus Covid-19 terdeteksi, 2 Maret 2020, dengan pernyataan-pernyataan nyeleneh yang mengecilkan ancaman virus corona. Ketika kasus pertama diumumkan pemerintah, tidak ada langkah cepat menjalankan tes swab massal seperti yang dilakukan Vietnam dan Korsel.

Belakangan Indonesia dikabarkan akan mengembangkan pengobatan pasien Covid-19 dengan plasma pasien yang sembuh. Padahal, dari aspek epidemiologi jika ada pandemi atau epidemi yang diperlukan adalah vaksin untuk mencegah warga tidak tertular.

Pengobatan adalah langkah di hilir. Artinya negara membiarkan warga tertular Covid-19 baru kemudian jalani tes swab dan kalau positif diobati. Ketika vaksin tidak ada, seperti Covid-19, ada ‘vaksin sosial’ yaitu protokol kesehatan WHO. Celakanya, warga Indonesia tidak mau mematuhinya dan penegakan hukum pun lemah. Bandingkan dengan India yang menegakkan lockdown dengan tegas yaitu polisi memukul warga yang ada di luar rumah dengan kayu (Bahan-bahan dari: worldometer, WHO, nytimes.com, dan sumber-sumber lain). [] 

Berita terkait
Covid-19 Global Jumlah Kasus Tembus Angka 4 Juta
Lembaran baru pandemi Covid-19 tercatat ketika kasus secara global mencapai angka 4.009.472, jumlah ini tercapai hanya dalam waktu 130 hari
Covid-19 di Amerika Serikat Tembus Angka 1 Juta
Episentrum Covid-19 hanya sebentar di sumber awal yaitu China karena pandemi menyeberang ke Eropa dan Amerika Serikat yang sekarang jadi episentrum
Covid-19 di Brasil Tiba-tiba Meroket Lampaui China
Hanya dalam 10 hari kasus Covid-19 di Brasil beranjak dari 60.000-an ke 85.380 sehingga melewati kasus di China yang berada di angka 84.373
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.