Jakarta - Rute penerbangan dari dan menuju China resmi disetop maskapai penerbangan Garuda Indonesia buntut dari wabah virus corona di kota Wuhan dan status darurat global yang ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan disetopnya penerbangan dari dan ke China hanya sementara waktu hingga skala epidemik virus corona di negara berjulukan tirai bambu tersebut dirasa aman.
Komitmen dan dukungan penuh Garuda Indonesia terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona di Indonesia.
Menurutnya, tindakan ini bentuk perhatian serius maskapai BUMN itu terkait antisipasi penyebaran virus itu dengan mengedepankan aspek keselamatan penumpang dan awak pesawat.
"Kebijakan tersebut juga merupakan tindak lanjut komitmen dan dukungan penuh Garuda Indonesia terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona di Indonesia, yang salah satunya dilakukan melalui penundaan sementara rute penerbangan dari dan menuju China," kata Irfan lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar pada Minggu, 2 Februari 2020.
Penundaan sementara tersebut melingkupi layanan penerbangan dari dan menuju Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou, dan Xi’an. Saat ini, Garuda Indonesia melayani 30 frekuensi penerbangan setiap minggu ke China.
Dia mengatakan penerbangan dari dan menuju Hongkong masih dilayani dengan pengawasan penuh bersama dengan otoritas terkait.
Pihaknya terus memantau situasi terkini serta dan akan mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk memberikan informasi terbaru, khususnya terkait degan tindak lanjut atas layanan operasional penerbangan.
Melalui penundaan sementara penerbangan ke China tersebut, Garuda Indonesia memberlakukan kebijakan yang fleksibel mekanisme pengubahan jadwal (reschedule) dan pengalihan rute (reroute) untuk layanan penerbangan dari dan menuju China.
Garuda Indonesia juga menganjurkan kepada calon penumpang untuk melakukan pengecekan jadwal penerbangan secara berkala pada kanal media sosial resmi maskapai penerbangan berpelat merah itu, seperti website, Twitter, dan Facebook khususnya untuk rute-rute yang rawan akan penyebaran virus corona. []