China Siapkan Aksi Balasan Terkait Boikot Olimpiade Beijing 2022

China memperingatkan negara-negara Barat bahwa mereka akan "membayar harga" karena telah boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Pengunjung mengambil foto patung figure skater dengan cincin Olimpiade di sebuah taman dekat markas besar Komite Penyelenggara Olimpiade Beijing (BOCOG) di Beijing, 18 November 2021 (Foto: voaindonesia.com)

Jakarta - China memperingatkan negara-negara Barat pada Kamis, 9 Desember 2021, bahwa mereka akan "membayar harga" karena telah memboikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan boikot terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 pada awal pekan ini, dengan argumen pelanggaran hak asasi yang meluas oleh pemerintah China dan apa yang dipandang sebagai "genosida" terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Australia, Inggris, dan Kanada mengikuti langkah AS pada Rabu, 8 Desember 2021. Boikot itu berupa tidak mengirim atlet ke penyelenggaraan Olimpiade Beijing, sehingga membuat marah China.

"Penggunaan platform Olimpiade oleh AS, Australia, Inggris, dan Kanada untuk manipulasi politik tidak populer dan mengasingkan diri, dan mereka pasti akan membayar harga untuk kesalahan mereka," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin kepada wartawan.

Kelompok-kelompok advokasi telah mendukung boikot itu. Direktur Human Rights Watch China, Sophie Richardson, menyebutnya sebagai "langkah penting untuk menentang kejahatan pemerintah China terhadap kemanusiaan yang menargetkan etnis Uighur dan komunitas Turki lainnya."

Para pegiat hak asasi manusia mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dan lainnya yang berbahasa Turki, sebagian besar minoritas Muslim telah dipenjara di "kamp pendidikan ulang" di Xinjiang, di mana China juga dituduh mensterilkan perempuan secara paksa dan melaksanakan praktek kerja paksa.

Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach pada Rabu, 8 Desember 2021, mengatakan, dia tetap netral secara politik mengenai masalah ini, seraya bersikeras bahwa poin pentingnya adalah "partisipasi para atlet di Olimpiade".

demo uighur di londomAksi protes etnik Uighur di London, Inggris, atas dugaan genosida oleh pemerintah China (Foto: bbc.com/indonesia – PA MEDIA)

1. Ketegangan antarnegara

Keempat negara Barat yang memboikot itu telah melngalami hubungan dengan Beijing mendingin secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Inggris juga mengkritik China atas tindakan kerasnya di Hong Kong. Sementara hubungan Kanada dengan China mencapai titik terendah saat penangkapan Eksekutif Huawei, Meng Wanzhou, pada Desember 2018 di Vancouver. Yang kemudian diikuti aksi penahanan dua warga negara Kanada sebagai respons balasan Beijing.

Hubungan Canberra dengan Beijing juga terjun bebas dalam beberapa tahun terakhir, setelah China memberlakukan serangkaian sanksi hukuman terhadap barang-barang Australia.

China marah atas langkah Australia dalam membuat undang-undang terhadap operasi pengaruh luar negeri, larangan Huawei dari kontrak 5G, dan seruannya untuk penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus corona.

Langkah Australia belum lama ini untuk melengkapi angkatan lautnya dengan kapal selam bertenaga nuklir di bawah pakta pertahanan baru dengan Inggris dan Amerika Serikat - yang secara luas dilihat sebagai upaya untuk melawan pengaruh China di kawasan Pasifik - semakin membuat marah Beijing.

demo di inggris soal uighurPara demonstran Inggris mendukung penduduk Tibet, etnis Uighur dan warga Hong Kong dalam aksi protes menentang Partai Komunis China yang bertepatan dengan Hari Nasional Republik Rakyat China ke-72 di London, 1 Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

2. Pro kontra Olimpiade Beijing 2022

Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan boikot di parlemen pada Rabu (08/12), dan bergabung dengan tiga negara lainnya, tetapi justru mengatakan para atlet harus tetap hadir.

"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal – itu tetap menjadi kebijakan pemerintah,” tambahnya.

Di Ottawa, Perdana Menteri Justin Trudeau mengumumkan, pejabat Kanada juga akan melewatkan Olimpiade, dengan mengatakan pemerintahnya "sangat prihatin dengan pelanggaran hak asasi manusia yang berulang kali dilakukan oleh pemerintah China".

Pemimpin Australia Scott Morrison juga membuat pengumuman serupa pada hari sebelumnya. Sementara negara-negara lain mempertimbangkan langkah mereka sendiri.

Prancis, yang akan mengambil alih kursi kepresidenan Dewan Eropa pada 1 Januari 2022, pada Selasa, 7 Desember 2021, mengatakan, akan menunggu tanggapan UE terhadap keputusan boikot AS.

Kremlin, bagaimanapun, mengkritik langkah AS, dengan mengatakan pelaksanaan Olimpiade 2022 harus "bebas dari politik". Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku, telah menerima undangan dari pemimpin China Xi Jinping untuk hadir [ha/as (AFP)]/dw.com/id. []

AS Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Australia Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

180 Kelompok HAM Desak Boikot Olimpiade 2022 di China

Seruan Aktivis Antichina Untuk Boikot Olimpiade Beijing 2022

Berita terkait
5 Negara Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing
Sekelompok kecil negara Barat yang berpengaruh telah mengumumkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.