Cegah Perang Dunia Ketiga, Jerman Minta NATO Hindari Konfrontasi Militer dengan Rusia

Jerman tidak ingin mengirimkan bantuan senjata militer seperti tank ke Ukraina karena hal itu akan memicu perang nuklir.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz. (Foto: Tagar/AP Photo/Michael Sohn)

TAGAR.id, Jakarta - Baru-baru ini, Rusia mengumumkan bahwa mereka akan menguji coba senjata nuklir bernama ‘Satan 2’ atau juga dijuluki sebagai ‘Setan 2’ yang disebut mampu menghantam Amerika dan Eropa.

Senjata nuklir ini diklaim akan menjadi senjata bersejarah sekaligus senjata super bagi negara Rusia dan direncanakan akan diuji coba pada saat musim gugur.

Nuklir tersebut akan dikerahkan ke wilayah Krasnoyarsk di Siberia, sekitar 1.800 mil dari Moskow, Rusia. Sebelumnya, pada Kamis, 21 April 2022, Rusia juga telah mencoba nuklir ‘Vayevoda’ buatan Soviet.

Selama ini, senjata tersebut terus mengalami penundaan peluncuran akibat masalah teknis dan kurangnya dana. Namun, peluncurannya pada Kamis lalu memicu kekhawatiran baru akan perang nuklir.

Beberapa minggu lalu, Putin mengatakan bahwa akan ada konsekuensi yang tidak dapat diprediksi jika Amerika dan anggota NATO terus mengirimkan bantuan senjata militer ke Ukraina.

Putin meminta mereka untuk berhenti melakukannya, jika tidak ingin menerima konsekuensi tersebut.

Namun, Jerman menolak untuk mengirimkan bantuan senjata militer berat ke Ukraina, seperti tank dan Howitzer.  Sedangkan, sekutu Barat mengirimkannya dalam jumlah banyak. Akibatnya, Jerman dikritik 

Menurut Kanselir Jerman, Olaf Scholz, NATO harus menghindari konfrontasi militer langsung dengan Rusia yang dapat menyebabkan perang dunia ketiga.

Schlolz menjelaskan, pihaknya tidak ingin mengirimkan senjata militer seperti tank ke Ukraina karena hal itu akan memicu perang nuklir.

Schols juga mengatakan bahwa tidak ada buku peraturan yang menyebutkan bahwa Jerman dianggap sebagai pihak dalam perang di Ukraina.

“Itulah mengapa semakin penting bagi kita untuk mempertimbangkan setiap langkah yang diambil dengan sangat hati-hati dan berkoordinasi erat satu sama lain. Menghindari konfrontasi NATO dengan Rusia adalah prioritas utama bagi saya,” kata Scholz dilansir dari Reuters.

Sementara itu, dalam pernyataan secara terpisah, Scholz membela keputusannya untuk tidak segera mengakhiri impor gas dari Rusia. Hal ini pun sempat memicu berbagai perdebatan di kalangan negara-negara Barat.

“Saya sama sekali tidak melihat bagaimana embargo gas dapat mengakhiri perang,” ujar Scholz dilansir dari Reuters.

“Kedua, Anda bertindak seolah-olah ini tentang uang. Tapi ini tentang menghindari krisis ekonomi yang dramatis, hilangnya jutaan pekerjaan, dan pabrik yang tidak akan pernah lagi membuka pintu mereka,” lanjutnya.

Scholz juga mengatakan bahwa hal ini akan memiliki konsekuensi yang cukup besar, tidak hanya bagi Jerman tetapi juga bagi Eropa dimana mereka harus berpartisipasi menggelontorkan biaya untuk rekonstruksi Ukraina di masa depan. []


Baca Juga

PBB Sebut Rusia Melanggar Kedaulatan Ukraina

Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina

Warga Ukraina di Amerika Unjuk Rasa

Anggota Kongres Amerika Desak Biden Menghukum Putin



Berita terkait
Bisa Hantam Eropa dan Amerika, Rudal 'Satan 2' Akan Jadi Senjata Super Bagi Rusia
Uji coba Satan 2 diperkirakan akan dilakukan pada musim gugur.
Depot Minyak Rusia Habis Terbakar
Kementerian Darurat Rusia, 25 April 2022, mengatakan sebuah kebakaran besar terjadi di fasilitas penyimpanan minyak di kota Bryansk
Turki Tutup Wilayah Udaranya Bagi Pesawat Rusia
Turki telah menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil dan militer Rusia yang terbang ke Suriah
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"