Cegah Bunuh Diri, 5 Peran Orangtua saat Anak Tertekan Tugas Sekolah

Berkaca kepada kasus bunuh diri siswa SMA diduga akibat tertekan tugas PJJ atau sekolah online, bagaimana seharusnya peran orangtua?
Ilustrasi

Jakarta - Tekanan yang didapatkan ketika sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring ternyata membuat sejumlah siswa merasa depresi. Akibatnya jika tidak segera ditangani bisa fatal, seperti siswa SMA berinisial MI yang diduga tertekan karena tugas PJJ hingga nekat bunuh diri.

Siswa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan itu depresi karena banyaknya tugas PJJ dari sekolah, ditambah akses internet di lingkungan rumah tidak memadai, MI akhirnya mengakhiri hidupnya minum racun rumput pada Sabtu, 17 Oktober 2020.

Berkaca kepada kasus tersebut, selain tanggung jawab stakeholder untuk membenahi, orangtua juga mempunyai peran penting agar depresi pada anak tidak semakin memberat.

Lantas bagaimana seharusnya orangtua berperan untuk menyikapi keadaan anaknya jika mengalami depresi. Berikut peran yang seharusnya orangtua lakukan untuk mencegah anak depresi berisiko bunuh diri:

1. Pendengar yang baik

Siapapun yang memiliki masalah pasti membutuhkan seseorang sebagai tempat bercerita mendengarkan isi hatinya. Setidaknya setelah bercerita masalah apapun, beban yang dipikul agak terasa ringan.

Sebaiknya orangtua bisa berusaha untuk menjadi pendengar yang baik untuk anak. Usahakan mendengarkan cerita si anak sampai tuntas dan tidak menghakimi saat anak belum selesai bercerita.

Memotong pembicaraan anak saat dia bercerita malah akan membuatnya tidak merasa nyaman untuk melanjutkan ceritanya. Kemudian berikanlah solusi dan pendapat Anda untuk permasalahan si anak.

Ilustrasi Sekolah OnlineIlustrasi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah online. (Foto: Pixabay)

2. Berusaha selalu ada bagi anak

Berusaha untuk selalu ada untuk anak akan membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman. Bahkan dengan selalu ada, Anda akan bisa mencegah anak untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan.

Biasanya anak yang mengalami kesulitan dimasa sekolahnya akan semakin gelisah ketika tidak memiliki orang yang dekat disampingnya.

Ketika anak sedang bersedih atau bahkan menutup dirinya dari lingkungan, disinilah peran orangtua dibutuhkan. Anda bisa membantu sang anak dari permasalahannya. Dengan cara seperti ini maka anak merasa diperhatikan dan menganggap Anda bisa menjadi orang yang tepat untuk bercerita.

Ilustrasi Keluarga Ilustrasi keluarga. (Foto: Start A Niche)

3. Selalu ingatkan bunuh diri tindakan salah

Jika anak pernah melakukan percobaan bunuh diri, Anda harus lebih berhati-hati atas perilaku mereka. Karena hal itu bisa saja terulang kembali.

Kondisi seperti ini justru yang harusnya orangtua lebih peka terhadap si anak. Setidaknya Anda harus bisa mengawasi setiap gerak-gerik si anak dan lebih waspada terhadap risiko yang bisa terulang kembali.

Posisi orangtua di sini seharusnya bisa melakukan sebuah diskusi atast permasalahan yang menimpa si anak ketika dia melakukan percobaan bunuh diri. Anda bisa tanyakan alasan apa yang membuatnya melakukan percobaan bunuh diri ini dan juga tanyakan "Jika sudah berhasil bunuh diri, apakah masalah kamu bisa benar-benar terselesaikan, Nak?"

Dari berdiskusi Anda dan anak, maka hal itu akan membantu Anda dalam memahami perasaan dirinya. Berikanlah saran dan masukan yang positif untuk meningkatkan percaya dirinya.

KeluargaIlustrasi keluarga. (Foto: Pixabay)

4. Mengenali tanda anak ingin mencoba bunuh diri

Seseorang yang memiliki niat untuk bunuh diri pasti akan merasakan masalahnya sendiri. Hal ini juga berlaku pada anak-anak. Ketika perilaku keseharian anak berubah, merasa lebih cemas dan gelisah atas apa yang telah dialaminya.

Untuk itu, kenali tanda-tanda anak ingin melakukan percobaan bunuh diri, di antaranya adalah:

- Anak mudah untuk putus asa

- Memiliki masalah terhadap teman sekolah

- Berubahnya pola makan atau jam tidur si anak

- Menutup diri dari lingkungan

- Membenci diri sendiri

- Menjadi korban kekerasan verbal

- Emosi sering berubah-ubah

- Tertaarik pada perilaku bunuh diri

- Melakukan hal yang membahayakan untuk diri sendiri

- Tidak memiliki harapan untuk kedepannya

- Selalu merasa cemas dan gelisah

KeluargaIlustrasi keluarga (Foto: Pixabay)

5. Pergi ke psikolog anak

Jika sudah berusaha untuk mendampingi dan memberikan saran positif tetapi anak tidak berubah, maka Anda sebaiknya meminta bantuan psikolog.

Dengan meminta bantuan ke psikolog, pola pikir si anak juga bisa lebih positif daripada sebelumnya. Bisa juga dengan bantuan psikolog, anak Anda akan lupa dengan keinginannya untuk bunuh diri. (Niswatul Mahmudah) 

Jika Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi, tekanan mental, atau kesehatan jiwa. Termasuk melihat atau mengetahui orang yang ingin melakukan aksi bunuh diri, Anda dapat menghubungi  fasilitas layanan darurat Kementerian Kesehatan Indonesia di call center dengan memencet nomor 119. 

Berita terkait
Tugas PJJ dan Akses Internet Picu Siswa di Gowa Bunuh Diri?
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan diminta berkaca menyusul kasus siswa bunuh diri diduga akibat banyaknya tugas daring PJJ.
8 Tips Agar Balita Tak Takut Mandi, Jangan Puji Berani!
Mandi bisa jadi rutinitas menakutkan bagi balita Anda. Ada tips untuk menanggulanginya, tapi jangan berikan pujian berani saat memandikannya.
Kenapa Peran Keluarga Besar Cegah Penyebaran Virus Corona?
Kenali peran keluarga yang sangat besar untuk mencegah penyebaran virus corona.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.