Cara Tepat Menangani Problem Air Bersih di Gunungkidul

Gunungkidul selalu rutin mengalami kekeringan saat musim kemarau. Droping air bersih hanya solusi sesaat. Begini cara yang tepat menanganinya.
Pasangan calon bupati dan wakil Gunungkidul Bambang Wisnu Handoyo dan Benyamin saat debat Pilkada putaran ketiga, Selasa, 10 November 2020 malam. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta – Calon Bupati Gunungkidul Bambang Wisnu Handoyo mengatakan daerah bisa memanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dengan adanya UU tentang Desa dan UU tentang Keistimewaan Yogyakarta. Salah satunya untuk menangani sumber daya air di kabupaten berslogan Handayani ini.

"Dengan adanya dua undang-undang tersebut, potensi di desa adalah desa itu sendiri. Potensi desa baik sosial, fisik, ekonomi, manajemen paling hebat adalah desa. Kami yakin kalau pembangunan desa dengan mewujudkan konsep desa mandiri ini bisa dicapai otomatis menggerakkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan di tingkat kabupaten,” ujarnya debat calon bupati-wakil bupati Gunungkidul putaran ketiga melalui siaran langsung TVRI Yogyakarta Selasa, 10 November 2020 malam.

Baca Juga:

Pria yang dikenal orang dekat Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ini mengatakan, UU Keistimewaan Yogyakarta sangat penting bagi dalam penataan tata ruang wilayah. Status Keistimewaan yang diikuti dengan adanya dana istimewa (danais) akan diperjuangkan menjadi pemasukan asli desa guna memperkuat alokasi dana desa (ADD) dan dana desa (DD) sehingga diharapkan banyak desa dalam menggerakkan pembangunan dari tingkat paling bawah.

Semua paslon juga sepakat ketersediaan air bawah tanah itu berlimpah. Tapi manajemen tata kelola dirasakan belum sepenuhnya baik.

Adapun menjawab pertanyaan paslon lain Immawan Wahyudi dan Martanty Soenar Dewi perihal penanganan konsumsi air bersih masyarakat rentan di 12 kapanewon di Gunungkidul, menjadi kesempatan Bambang Wisnu dan Benyamin menegaskan pernyataannya pada debat sebelumnya menyatakan air tidak menjadi persoalan berarti.

Menurut Bambang, ketersediaan air di Gunungkidul tidak menjadi persoalan. Selama ini yang menjadi permasalahan adalah tata kelola menajemen. “Semua paslon juga sepakat ketersediaan air bawah tanah itu berlimpah. Tapi manajemen tata kelola dirasakan belum sepenuhnya baik," ungkapnya.

Baca Juga:

Bambang menyampaikan tidak sependapat upaya hanya mengandalkan sistem droping air dengan armada tanki untuk melayani masyarakat di 12 kapanewon. Bambang menilai program sumur bor tidak menjawab kebutuhan pemenuhan air baku untuk konsumsi masyarakat. Sumur bor dinilai Bambang hanya sesuai untuk untuk pemenuhan kebutuhan pertanian.

Bambang Wisnu-Benyamin akan menggalakkan kembali keberagaam pamdus dan simaskarta yang sudah berjalan. "Hanya saja perlu dipadukan dengan desa melalui badan usaha milik desa (bumdes), selain manajemen air yang perlu diperbaiki," ungkapnya dalam debat yang dipandu moderator Artika Amalia ini. []

Berita terkait
Data Kerusakan Akibat Angin Puting Beliung di Gunungkidul
Angin puting beliung Gunungkidul, Yogyakarta. Berikut data sementara kerusakan yang diakibatkan oleh angin berputar tersebut.
Pakar UGM Sebut Sleman dan Gunungkidul Rawan Banjir Bandang
Pakar Manajemen Sungai UGM Yogyakarta Agus Maryono menyebutkan Sleman dan Gunungkidul rawan banjir bandang. Begini penjelasannya.
Geosite Ngringrong Gunungkidul Lakukan Operasional Terbatas
Sejumlah destinasi wisata di Yogyakarta sudah beroperasi namun dengan pembatasan. Begitu juga Geosite Ngringrong di Kabupaten Gunungkidul.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.