Pematangsiantar - Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Khatulistiwa Universitas Simalungun, Kota Pematangsiantar, mendorong pelajar dan pemuda untuk mencintai lingkungan lewat perilaku dan aksi kreatif.
Upaya itu dilakukan melalui kegiatan survival challenge, yang digelar di kampus Jalan Sisingamangaraja, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara pada Minggu, 23 Februari 2020.
Inisiator kegiatan, Prima Sitompul mengatakan, saat ini tumbuh budaya konsumerisme di kalangan pemuda. Hal itu kemudian mempengaruhi kreativitas dan mental pemuda untuk bertahan hidup dalam kondisi sulit.
Guna merespons kondisi itu, Mapala Khatulistiwa USI Kota Pematangsiantar mencoba menggelar kegiatan bernapas lingkungan, dengan tema 'Melestarikan Lingkungan dengan Kreatif, Konsisten, dan Optimis'.
"Dulu nenek moyang kita hidup memanfaatkan alam. Saat ini banyak pemuda mudah menyerah karena budaya konsumerisme dan menjadi tidak kreatif. Jadi, kita buat kegiatan yang memadukan simulasi, edukasi dan berbagai perlombaan, agar merangsang pemuda khususnya pelajar melestarikan lingkungan," ungkap Prima.
Menurut dia, kerusakan lingkungan dapat dicegah dengan menerapkan perilaku mencintai alam. Salah satunya mengurangi sampah plastik yang ditengarai penyebab kerusakan lingkungan, karena mengandung zat berbahaya dan tidak mudah terurai.
Merawat lingkungan, karena itu sangat penting untuk generasi mendatang
Ketua Mapala Khatulistiwa USI Kota Pematangsiantar Daniel Sianturi berujar, rendahnya kesadaran masyarakat mengelola limbah plastik adalah tantangan pelestarian lingkungan hidup.
"Banyak pihak pesimis dalam menanggulangi kerusakan lingkungan. Padahal jika seorang melakukan hal kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan, dan setiap orang menanam satu pohon, kerusakan lingkungan dapat berkurang," kata Daniel.
Melalui kegiatan ini imbuh Daniel, para peserta yang mayoritas pelajar bisa belajar tentang pengelolaan sampah plastik dan memanfaatkannya menjadi barang atau produk bernilai ekonomis.
“Semua bergantung kepada bagaimana cara kita memberikan contoh yang baik untuk diterapkan di rumah dan sekolah. Bisa dalam hal mendaur ulang. Dan sikap konsisten melestarikan lingkungan itu pun sangat penting diajarkan dan diterapkan sejak dini," tuturnya.
Mika, seorang peserta dari SMK Negeri 1 Kabupaten Simalungun, merasa senang dapat mengikuti kegiatan survival challenge.
Siswa kelas 3 jurusan multimedia itu berkeinginan mengajarkan pengalaman serta ilmu yang dia peroleh selama kegiatan kepada adik kelasnya, tentang pelestarian lingkungan dan perilaku yang benar terhadap alam.
"Ya, senang dapat ilmu, teman dan pengalaman. Tadi juga dapat ilmu dari kakak Mapala tentang merawat lingkungan, karena itu sangat penting untuk generasi mendatang. Harapannya, semoga ilmu dan pengalaman dapat diajarkan kepada adik kelas," ungkap Mika.[]