Cara Grab Dukung Perekonomian Indonesia

Kehadiran Grab telah memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia sebesar Rp 48,9 Triliun.
Diskusi Publik yang digelar Tenggara Strategics bersama dengan Centre for International and Strategic Studies (CSIS) membahas kontribusi Grab dalam perekonomian Indonesia. (Foto: Tagar/Afrilian Cahaya Putri)

Makassar - Kehadiran Grab telah memberi kontribusi bagi perekonomian Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun, melalui pendapatan para pengemudi GrabBike dan GrabCar, mitra GrabFood, dan agen kios untuk daftar online (Kudo) individual.

Hal tersebut berdasarkan Riset Tenggara Strategics dengan Centre for International and Strategic Studies (CSIS) pada 11 April 2019.

Grab sudah berkontribusi sebesar Rp 4,2 triliun ke perekonomian kota Makassar pada 2018.

Melihat penelitian tersebut, Direktur Eksekutif Tenggara Stategics Riyadi Suparno menjelaskan hasil studi surplus konsumen Grab dan survei mitra Grab, menunjukkan perusahaan teknologi ini sudah banyak memberikan manfaat bagi konsumen ataupun mitra.

"Perlu studi-studi sejenis ini untuk mengukur manfaat kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia," kata Riyadi di Ballroom Hotel Four Point by Sheraton, Selasa, 6 Agustus 2019.

Sementara, Peneliti Ekonomi Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani menilai temuan riset Tenggara Strategics dan CSIS mengestimasi Grab sudah berkontribusi sebesar Rp 4,2 triliun ke perekonomian kota Makassar pada 2018, melalui empat lini usahanya.

Angka kontribusi ekonomi tersebut, diestimasi dari Survey terhadap 658 responden yang dilakukan sejak November hingga Desember 2018. Responden ini diperoleh melalui platform Grab.

"Tenggara Stratesics dan CSIS memperkirakan bahwa GrabCar, kontributor terbesar, memberikan kontribusi Rp 1,92 triliun dari Rp 4,2 triliun. Sementara, kontributor kedua terbesar memberikan kontribusi yang tidak jauh berbeda, yaitu GrabBike dengan Rp 1,85 Triliun," tutur Stella.

Lini GrabFood juga ikut berkontribusi sebesar Rp 379 miliar. Bahkan, Kudo melalui jaringan agennya, menciptakan kontribusi ekonomi sebesar Rp 43 miliar.

Senada hal itu, Ekonom Mari Elka Pangestu mengakui pertumbuhan ekonomi digital beberapa tahun terakhir ini memang mengalami perkembangan yang sangat pesat.

"Kita bisa lihat dari Platform-platform seperti apa yang sering disebut unicorn yang dimiliki Indonesia yakni Tokopedia, Traveloka, Gojek, dan Grab. Kalau dilihat dari studi google dan nilai dari E-commerce, kira-kira dalam lima tahun kedepan itu akan senilai Rp 100 miliar dolar," ujar Mari Elka disela-sela Diskusi Publik Manfaat Ekonomi Digital, Kontribusi Grab Terhadap Ekonomi Indonesia.

Namun, dia memandang ekonomi digital saat ini belum merata di Indonesia. Mengingat, masyarakat yang baru memanfaatkan internet hanya berkisar 40 persen, sehingga 60 persen lainnya belum bisa mengakses internet.

"Kalau kita lihat peta Indonesia, dari segi konektifitas dari jaringan telkom itu, padatnya ya di Jawa dan Sumatera. Begitu kita ke Indonesia bagian timur sangat sedikit, sehingga itu bagian dari pemerintah untuk bisa menghadirkan manfaat digital ekonomi secara merata di Indonesia," tuturnya.

Begitu juga dengan pandangan Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal yang menilai studi ini mencoba menghitung kontribusi teknologi Grab, sebagai salah satu pelaku paling inovatif teknologi digital terhadap perekonomian Indonesia.

Kata Yose, studi ini tidak hanya mengungkapkan berbagai manfaat yang didapatkan oleh mitra Grab saja. Tetapi juga bermanfaat bagi pelanggan pengguna jasa tersebut.

"Penghitungan surplus konsumen dengan menggunakan analisis big data ini pertama kali dilakukan di Asia Tenggara," ujar Yose.

Berdasarkan survei, rata-rata pendapatan mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar di Makassar meningkat sebesar 205 persen dan 135 persen menjadi Rp 3,8 juta dan Rp 5,9 juta per bulannya.

Khusus GrabBike, 49 persen pengemudi memiliki pendapatan pada kisaran Rp 3 juta hingga Rp 5 juta, setelah bermitra. Sebelumnya, hanya delapan persen dari mitra pengemudi yang memiliki pendapatan pada kisaran ini.

Berdasarkan temuan ini Tenggara Strategics dan CSIS menyimpulkan bahwa mayoritas mitra GrabBike memiliki tingkat pendapatan 117 persen diatas rata-rata pengusaha informal dan 184 persen di atas pekerja bebas, seperti dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). []

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.