California Gugat 5 Perusahaan Minyak Raksasa Dituduh Bohongi Publik Soal Iklim

Perusahaan-perusahaan yang digugat, yaitu Exxon Mobil, Shell, Chevron, ConocoPhillips, dan BP harus dimintai pertanggungjawaban
Gubernur Gavin Newsom menunjukkan sebuah grafik yang menggambbarkan peningkatan risiko kebakaran hutan akibat perubahan iklim di Rancho Cordova, California, AS (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

TAGAR.id, California, AS - Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS), mengajukan gugatan hukum terhadap beberapa perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia, mengklaim bahwa mereka telah menipu publik mengenai risiko-risiko bahan bakar fosil yang kini menjadi penyebab badai dan kebakaran hutan yang terkait dengan perubahan iklim, yang menyebabkan kerusakan miliaran dolar.

Gugatan perdata yang diajukan di pengadilan tinggi negara bagian di San Francisco itu juga menuntut dibentuknya sebuah “pendanaan” – yang dibiayai oleh perusahaan-perusahaan tersebut – untuk membiayai upaya-upaya pemulihan pasca badai dan kebakaran dahsyat.

Dalam sebuah pernyataan, Gubernur Gavin Newsom mengatakan perusahaan-perusahaan yang disebut dalam gugatan itu, yaitu Exxon Mobil, Shell, Chevron, ConocoPhillips, dan BP harus dimintai pertanggungjawaban.

"Selama lebih dari 50 tahun, Big Oil (sebutan bagi perusahaan-perusahaan minyak raksasa.red) telah membohongi kita, menutupi fakta bahwa mereka telah sejak lama mengetahui betapa berbahayanya bahan bakar fosil yang mereka hasilkan bagi planet kita," kata Newsom.

"Para pembayar pajak California seharusnya tidak perlu menanggung tagihan atas kerusakan miliaran dolar, baik kebakaran hutan yang memusnahkan seluruh komunitas, asap beracun yang menyumbat udara kita, gelombang panas yang mematikan, maupun kekeringan yang memecahkan rekor yang mengeringkan sumur-sumur kita," imbuhnya.

Tergugat: Kebijakan Iklim Seharusnya Diperdebatkan di Kongres, Bukan di Pengadilan

American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri yang juga disebut dalam gugatan tersebut, mengatakan kebijakan iklim seharusnya diperdebatkan di Kongres, bukan di ruang pengadilan. Wakil Presiden American Petroleum Institute, Ryan Meyers, dalam pernyataan tertulisnya mengatakan “kampanye yang sedang berlangsung dan terkoordinasi untuk melancarkan tuntutan hukum yang tidak ada gunanya, juga politisasi terhadap industri dasar Amerika dan para pekerjanya tidak lebih dari upaya mengalihkan perhatian dari percakapan nasional yang penting dan pemborosan sumber daya pembayar pajak California.”

Hal senada disampaikan Shell, yang mengatakan pengadilan bukanlah tempat yang tepat untuk mengatasi pemanasan global. "Mengatasi perubahan iklim membutuhkan pendekatan kolaboratif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat," kata perusahaan energi raksasa ini. "Kami setuju bahwa diperlukan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim, dan mendukung sepenuhnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan transisi ke masa depan yang lebih rendah karbon."

Beberapa Negara Bagian dan Kota Telah Gugat Perusahaan Minyak Raksasa

Langkah hukum California ini mengikuti tuntutan hukum serupa yang diajukan oleh beberapa negara bagian dan kota dalam beberapa tahun ini.

Kathy Mulvey di Union of Concerned Scientiest melalui email mengatakan "gugatan hukum negara bagian California ini menambah momentum yang sedang berkembang untuk meminta pertanggungjawaban Big Oil atas penipuan yang telah dilakukan selama puluhan tahun, dan mengamankan akses untuk mendapatkan keadilan bagi orang-orang dan masyarakat yang menderita akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh bahan bakar fosil dan bencana yang terjadi secara perlahan-lahan seperti kenaikan permukaan air laut.”

demo fosil di NYAktivis berkumpul di sekitar Times Square saat menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, 17 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Gugatan hukum setebal 135 halaman tersebut menyatakan perusahaan-perusahaan itu telah mengetahui setidaknya sejak tahun 1960-an bahwa pembakaran bahan bakar fosil akan menghangatkan planet ini dan mengubah iklim, namun mereka meremehkan ancaman yang membayangi tersebut dalam pernyataan-pernyataan publik dan pemasarannya. Ditambahkan, para ilmuwan perusahaan-perusahaan tersebut telah mengetahui sejak tahun 1950-an bahwa dampak iklim akan menjadi bencana, dan hanya ada sedikit waktu bagi masyarakat dan pemerintah untuk menanggapinya.

Namun, menurut gugatan tersebut, perusahaan-perusahaan tersebut justru melancarkan kampanye disinformasi – yang dimulai setidaknya sejak tahun 1970an – untuk mendiskreditkan konsensus ilmiah yang sedang berkembang mengenai perubahan iklim, dan memperdebatkan risiko-risiko yang berkaitan dengan perubahan iklim.

Jaksa Agung California: Perusahaan Minyak Raksasa Telah Berbohong

Dalam sebuah pernyataan, Jaksa Agung California Rob Bonta mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut "telah melakukan kebohongan dan menyampaikan ketidakbenaran kepada kita untuk meningkatkan keuntungan mereka yang sangat besar dengan mengorbankan lingkungan kita. Cukup sudah."

Tuduhan dalam gugatan hukum itu menyalahkan perusahaan-perusahaan tersebut karena telah menciptakan, atau berkontribusi pada, perubahan iklim di California, iklan palsu, kerusakan sumber daya alam, dan praktik bisnis yang melanggar hukum karena telah menipu publik tentang perubahan iklim.

Presiden Center for Climate Integrity Richard Wiles mengatakan, “Keputusan California untuk membawa perusahaan-perusahaan minyak besar ke pengadilan merupakan momen penting dalam perjuangan hukum yang sedang berkembang pesat untuk meminta pertanggungjawaban para pencemar utama atas kebohongan iklim selama beberapa dekade. ... Warga California telah hidup dalam keadaan darurat iklim yang disebabkan oleh industri bahan bakar fosil, dan sekarang negara bagian ini mengambil tindakan tegas untuk membuat para pencemar tersebut membayar."

California, Produsen Minyak Terbesar Ketujuh di AS

California, yang mayoritas penduduknya adalah pemilih Partai Demokrat, adalah tempat kelahiran gerakan lingkungan modern. Pemerintahan Newsom telah mendorong perluasan penggunaan tenaga surya dan energi bersih lainnya untuk mengurangi emisi hingga 40% di bawah tingkat emisi tahun 1990 pada tahun 2030.

Selama puluhan tahun, California adalah salah satu produsen minyak terkemuka di negara ini, dan menjadi pilar ekonomi negara bagian. Menurut data federal, California kini merupakan produsen minyak terbesar ketujuh di Amerika.

alat pengebor minyak di californiaPeralatan pengeboran minyak terlihat di tanah federal dekat Fellows, California, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Namun, regulator negara bagian telah melarang penjualan sebagian besar mobil baru bertenaga gas di California pada tahun 2035. Pada awal tahun ini, Newsom menandatangani undang-undang baru yang memberi wewenang kepada regulator negara bagian untuk menghukum perusahaan minyak yang menghasilkan terlalu banyak uang. Ini merupakan undang-undang pertama di Amerika yang mengatur hal tersebut.

Newsom Tak Luput dari Kecaman Aktivis Lingkungan Hidup

Meskipun negara bagian ini dianggap sebagai pemimpin dalam menangani perubahan iklim, Newsom tidak selalu sejalan dengan kelompok-kelompok aktivis lingkungan hidup. Ada ketegangan tentang pembaruan sistem penyaluran air yang sudah tua di negara bagian ini, perselisihan tentang izin baru untuk sumur minyak dan gas, dan apa yang harus dilakukan terhadap air sungai yang meluap akibat badai yang kuat. Para aktivis khawatir, kebijakan mengalihkan terlalu banyak air akan menjadi hukuman mati bagi ikan salmon dan spesies ikan lain yang terancam punah.

Newsom pernah menjadi pemimpin yang sangat lantang bersuara untuk menutup PLTN Diablo Canyon – yang terakhir di negara bagian itu – tetapi berubah haluan tahun lalu dan justru membantu membuka jalan bagi pengoperasian pembangkit itu, yang berpotensi membuat rencana penutupan PLTN itu melampaui target tahun 2025 dan memicu kritik tajam dari kelompok-kelompok lingkungan hidup terkemuka. (em/ka)/voaindonesia.com. []

=====

Gubernur Gavin Newsom menunjukkan sebuah grafik yang menggambbarkan peningkatan risiko kebakaran hutan akibat perubahan iklim di Rancho Cordova, California, AS (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

Aktivis berkumpul di sekitar Times Square saat menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, 17 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Peralatan pengeboran minyak terlihat di tanah federal dekat Fellows, California, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Berita terkait
Sekjen PBB Antonio Guterres Sebut Pemimpin G20 Bisa Setop Kerusakan Iklim
Guterres mendesak mereka untuk membentuk kembali aturan keuangan global yang menurutnya sudah ketinggalan zaman dan tidak adil
0
California Gugat 5 Perusahaan Minyak Raksasa Dituduh Bohongi Publik Soal Iklim
Perusahaan-perusahaan yang digugat, yaitu Exxon Mobil, Shell, Chevron, ConocoPhillips, dan BP harus dimintai pertanggungjawaban