Buya: Pilih Menteri Jangan Seperti yang Sekarang

Menurut Buya, lima tahun ke depan membutuhkan menteri yang berjiwa patriotik, nasionalis dan petarung.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat di rumah Buya di Perumahan Nogotirto Blok D.76, Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 30 Juli 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Sleman - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Buya Syafii Maarif menilai persoalan bangsa semakin berat. Indonesia membutuhkan menteri-menteri yang lebih berani.

Menurut Buya, lima tahun ke depan membutuhkan menteri yang berjiwa patriotik, nasionalis dan petarung. Menteri yang saat ini di kabinet Jokowi kurang memiliki jiwa itu.

"Menteri-menterinya, betul-betul yang patriot, nasionalis dan petarung. Artinya yang berani gitu ya, jangan seperti yang sekarang ini," kata Buya saat menerima kunjungan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kediamannya di Perumahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 30 Juli 2019 petang.

Namun Buya tidak mau menyodorkan nama-nama calon menteri yang dianggap memiliki kriteria yang dimaksud.

Partai politik banyak, saya pikir tidak memikirkan bangsa dan negara

"Saya ndak mau lah (menyodorkan calon menteri). Tanya sama samping saya ini (Surya Paloh)," kata ulama bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif ini.

Pria kelahiran Sumatera Barat 31 Mei 1935 ini juga menilai, langkah bangsa Indonesia semakin berat karena partai politik yang ada tidak memikirkan bangsa. Partai politik lebih memikirkan dirinya dan kepentingannya.

"Partai politik banyak, saya pikir tidak memikirkan bangsa dan negara, lebih memikirkan dirinya untuk (persiapan pemilu) 2024," kata Buya.

Penulis buku Islam dan Masalah Kenegaraan (1985) ini menegaskan, partai politik harus memberi sumbangsih untuk kemajuan bangsa. "Partai politik ini harus memikirkan bangsa. Kalau tidak berantakan bangsa ini," ujar dia.

Buya Pantesnya Ketum NasDem

Sementara itu, Surya Paloh mengatakan perjuangan bangsa ini memang semakin berat. Tapi bukan berarti pesimis. "Optimisme itu harus tetap ada," kata dia.

Dia mengatakan, objektivitas tidak boleh dimanipulasi. "Seluruh komponen bangsa harus menyadari bahwa kita masih bekerja biasa-biasa saja. (Jika) tidak melakukan terobosan besar ke depan, kita akan semakin tertinggal kemajuan dengan bangsa bangsa lain," ujarnya.

Saya kagum dengan orang yang berada di samping saya ini (Buya Syafii)

Surya Paloh mengatakan kunjungannya ke rumah Buya karena batinnya sedang galau tentang bangsa ini. "Ketika saya galau, memikiran sesuatu, saya berguru kepada Buya, termasuk hari ini saya mengambil momentum. Saat Buya sakit menjenguk beliau. Sekalian tanya kabar kesehatannya," kata dia.

Dia mengatakan, latar belakangnya mengunjungi Buya, selain menanyakan kesehatannya juga berdiskusi tentang kebangsaan. "Ketokohan dan prinsip-prinsip filosofinya di dalam memberikan pencerahan bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita," jelasnya.

Menurut dia, bangsa ini sangat memerlukan Buya Syafii yang sehat. "Butuh sosok Buya yang terus dari waktu ke waktu, bergelut mengikuti perjalanan dan pergolakan kehidupan kebangsaan kita," kata dia.

Dia mengakui mengagumi sosok dan pemikiran Buya. "Dalam waktu yang relatif panjang, kekaguman itu masih tetap ada terhadap sosok yang bernama Buya Syafii Maarif," ungkapnya.

Dia juga mengakui, dalam hidupnya tidak terlalu banyak mengagumi orang. "Ini sejujurnya yang saya kenal dari diri saya. Tapi hari dengan jujur, sebagai testimoni saya kagum dengan orang yang berada di samping saya ini (Buya Syafii)," ujarnya.

Di mata Surya Paloh, Buya dekat dengan siapa saja. Tidak hanya para pihak yang bersimpati padanya, yang antipati dengan dirinya pun dirinya bisa dekat.

"Kalau usia Buya bisa diputar lebih muda sedikit, saya bilang pantesnya (Buya) sebagai Ketua Umum Partai NasDem," kata dia yang langsung disambut tawa. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.