Jakarta - Pendiri Sekolah Bisnis dan Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) Profesor Sudarso Wiryono menyampaikan harapannya nanti dalam negosiasi yang dilakukan. Hal ini disampaikan Sudarso saat melakukan wawancara dengan Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar TV belum lama ini.
Ia mengatakan harapannya dalam negosiasi berilah keleluasaan dan fleksibilitas untuk menentukan dirinya sendiri dan merencanakan untuk masa depannya untuk semua fakultas sekolah termasuk SBM.
"Nah, berikan mereka keleluasan untuk bisa mencari dana, swadana dan kemudian menggunakannya, mengelolanya dalam bentuk swakelola jadi dan otonomi," ucap Darso.
Nah dengan itu maka saya yakin ITB pasti akan maju, semua fakultas sekolah di ITB yang 12 tadi akan maju dan kita memberikan kontribusi positif kepada negara karena penggunaan APBN.
Maka, katanya, ada desentralisasi untuk pengambilan keputusan di semua fakultas sekolah dan dia diberi keleluasan juga untuk menghimpun dana dan menggunakannya dengan prinsip swasana dan swakelola.
- Baca Juga: Profesor Sudarso: SBM ITB Berhasil Membuktikan Swakelola & Swadana Setara dengan Sekolah Bisnis Internasional
- Baca Juga: Awal Mula Swakelola Management SBM ITB Diambil Alih Direkrorat ITB
"Nah dengan itu maka saya yakin ITB pasti akan maju, semua fakultas sekolah di ITB yang 12 tadi akan maju dan kita memberikan kontribusi positif kepada negara karena penggunaan APBN yang semakin lama semakin mengecil yang sangat terbatas itu kemudian bisa difokuskan, bisa diarahkan yang benar-benar membutuhkan dana APBN tadi saya pemberian beasiswa kepada masing-masing yang tidak mampu dan sebagainya," ucapnya.
Namun, kata pria yang kerap dipanggil Darso ini, mahasiswa atau orang tua yang mampu membayar dihasilkan karena kalau dia tidak mendapatkan pendidikan yang bagus itu bisa lihat dari mereka sekolahnya keluar negeri.
"Kemarin waktu RDPU dengan DPR, bapak-bapak anggota DPR juga mengatakan, saya akan kuliahkan anak saya keluar negeri. Karena apa? Anak saya nggak diterima di ITB. Nah kan sayang kan itu mereka mampu menyalahkan diluar tapi kalau dia besok sekolah di ITB akan lebih bagus, menghemat devisa, kemudian juga ITB kemudian berkembang maju selevel dengan Universitas ternama di luar negeri dan sebagainya," ucapnya. []
Padahal katanya, SBM ITB juga masih menerima mahasiswa yang menerima beasiswa Bidikmisi sekian persen dari seluruh mahasiswa yang diterima.
- Baca Juga: Sejarah SBM yang Sedang Berkonflik dengan Rektorat ITB
- Baca Juga: Usai Diambil Alih Direktorat ITB, Bayar Uang Kuliah SBM ITB Tetap Tidak Murah
"Buktinya adalah kita menerima masih mahasiswa Bidikmisi tadi itu adalah sekian persen dari seluruh mahasiswa yang kita terima. Itu kita bebaskan bahkan tidak hanya sekedar bebas tapi kalau dari negara itu ada kalau dulu itu kira-kira berapa, 950 ribu lah untuk mencegah itu kan tidak serupiah pun itu dipotong oleh ITB, semuanya kita berikan kepada mahasiswa," ucap Darso.
"Dana sedikit dipakai untuk ke asuransi, ini penting. Kalau mahasiswa sakit, maka biar nanti bisa tercover oleh asuransi , tapi kemudian uang tadi dipakai, tadi untuk biaya hidup dan sebagainya. Kalau di SBM tadi dapet tambahan lagi, karena dulu kita di SBM itu kita membuat namanya Bapak Asuh," lanjutnya.