Jakarta - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet tak memungkiri adanya kemungkinan Indonesia terjerumus dalam resesi ekonomi. Namun, kata dia resesi yang bakal terjadi bukan imbas dari negara-negara maju, seperti Korea Selatan dan Singapura yang terlebih dahulu mengalami resesi.
"Memang saat ini bahkan ekonomi global memang menuju ke arah resesi. Hanya saja hubungannya dengan Indonesia relatif kecil, karena ketergantungan Indonesia terhadap perdagangan internasional lebih kecil jika dibandingkan dengan negara yang sudah terkena resesi," kata Yusuf kepada Tagar, Sabtu, 25 Juli 2020.
Menurutnya, ada beberapa indikator yang mengindikasikan Indonesia terancam resesi ekonomi, salah satunya penurunan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Sebagai contoh, indikator daya beli yang melemah. Daya beli beli erat kaitannya terhadap pos konsumsi rumah tangga pada pos pertumbuhan ekonomi Indonesia karena menyumbang 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," tuturnya.
Dengan penurunan daya beli tersebut, menurut ekonom lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pertumbuhan konsumsi rumah tangga di kuartal II akan mengalami kontraksi, yakni berada di kisaran -4 persen sampai -5 persen.
Sementara pada kuartal III konsumsi rumah tangga diperkirakan berada di kisaran -2 persen hingga -4 persen.
"Kondisi ini bermuara pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan mengalami kontraksi di kuartal II dan III, yang secara teknis sudah bisa dikatakan Indonesia akan terkena resesi," ucapnya.
Selain itu, merujuk data yang diterbitkan Prom Manufacturing Index perlambatan pertumbuhan ekonomi karena kinerja industri manufaktur Indonesia pada kuartal III juga masih berada pada level ekspansi.
Artinya, kinerja manufaktur dalam negeri belum bisa mendukung proses pemulihan ekonomi di kuartal III. "Padahal industri manufaktur merupakan pos lapangan usaha yang menyumbang proporsi terbesar dalam PDB Indonesia," katanya.
Bank Dunia melalui proyeksi terbarunya menyebut ekonomi Indonesia tidak tumbuh pada 2020. Bahkan, apabila situasi semakin memburuk, ekonomi Indonesia diprediksi mengalami kontraksi.
Senada dengan Bank Dunia, Bank Indonesia (BI) mengatakan ada kemungkinan Indonesia akan menghadapi resesi pada 2020. BI memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh negatif pada kuartal II 2020 dan berlanjut hingga kuartal III 2020.
"Kuartal II pertumbuhan ekonomi akan negatif. Pertumbuhan di triwulan III (juga) dari BI kami perkirakan kemungkinan masih negatif," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung. []