Jakarta – PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) menyatakan terus memacu upaya untuk menghimpun dana murah pada sisa tahun berjalan ini.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan perseroan setidaknya membidik penambahan Rp 7 triliun hingga Rp 9 triliun lewat produk tabungan terbaru Batara Spekta.
“Program Batara Spekta merupakan usaha perseroan untuk mengembalikan hakikat kami sebagai bank tabungan dan meningkatkan dana murah guna mendukung bisnis pembiayaan perumahan,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu, 9 September 2020.
Pahala menjelaskan, melalui peningkatan dana murah tersebut, diharapkan dapat mendukung bisnis perusahaan di sektor properti sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam sejuta rumah.
Adapun, target nasabah yang ingin diakuisisi oleh BTN melalui Batara Spekta berjumlah 250.000 hingga 300.000 nasabah hingga akhir tahun dengan jumlah nasabah eksisting saat ini sekitar 8 juta nasabah.
Sebagai informasi, bank dengan kode saham BBTN tersebut mencatatkan pertumbuhan positif dari sisi tabungan dengan peningkatan 9 persen secara tahunan hingga Juli 2020. Kenaikan ini turut menopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BTN secara total sekitar 5,37 persen year-on-year.
“Kami menargetkan level likuiditas perseroan tetap solid dengan level rasio antara 50 persen hingga 60 persen untuk dana murah [current account saving account/CASA] hingga akhir tahun,” ungkap pahala.
Dalam catatan Tagar, bank plat merah spesialis perumahan itu memang tengah menghadapi dinamika bisnis dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini. Tercatat, dalam tiga tahun terakhir laba perseroan terus mengalami penyusutan dari sebelumnya Rp 3,03 triliun pada 2017 menjadi Rp 209 pada 2019.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ditengarai menjadi penyebab tergerusnya laba BTN untuk menambal sektor pencadangan. Berturut-turut, NPL BTN terus merosot dari 2017 hingga 2019 dengan masing-masing 2,66 persen, 2,81 persen, 4,78 persen.
Kondisi demikian membuat jajaran manajemen BBTN terus melakukan langkah strategis guna menstabilkan kinerja usaha, khususnya dalam sisi keuangan dan likuiditas.
“Jika kami memiliki kondisi keuangan yang baik, maka kami bisa memberikan tingkat bunga yang menarik untuk nasabah, seperti bunga KPR yang rendah,” tegas Pahala.