Jakarta - Pada dasarnya penyimpanan Bitcoin bisa dilakukan secara online dan offline sama halnya seperti menyimpai uang tunai. Menyimpan uang bisa dilakukan di bank dengan memanfaatkan fasilitas e-banking atau dengan menyimpan uang fisik di rumah.
Menyimpan uang di bank barangkali ada risiko diretas pihak lain. Namun menyimpan uang sendiri di rumah, maka keamanannya sepenuhnya ada di bawah kendali kita.
Hal yang sama juga berlaku untuk penyimpanan Bitcoin. Menyimpan aset kripto bisa dilakukan secara online atau offline. Dompet offline, tentu memiliki keamanan lebih baik karena tidak tersambung langsung dengan internet, Sehingga peluang peretasan pun kecil.
Kita akan membahas cara menyimpan dompet secara online dan offline berikut ini.
1. Menyimpan dompet online
Penyimpanan dengan dompet web yang terhubung dengan situs internet dan dompet software yang berjalan di desktop komputer.
Keuntungan penyimpanan secara online adalah penggunaan yang lebih mudah dan gratis. Namun kerugiannya, investor dihadapkan pada risiko keamanan. Karena dompet online ini terhubung langsung dengan internet, maka ada peluang data keamanan kamu diretas pihak lain.
2. Menyimpan dompet offline
Penyimpanannya terbagi dua, yakni menyimpan di hardware wallet yang wujudnya mirip USB driver atau menyimpan aset Bitcoin dengan paper wallet berupa secarik kertas yang menyimpan informasi dompetmu.
Menyimpan dengan metode ini ada keuntungan risiko investasi juga. Dompet offline memberikan keuntungan berupa keamanan level tinggi. Alasannya karena dompet offline tidak terhubung dengan internet sehingga peluang diretas pun rendah.
Namun kerugiannya, aksesnya tentu tidak secepat dompet online.Risiko lainnya berupa kerusakan fisik pada dompet yang membuat Bitcoin hilang selamanya.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- Apakah Bitcoin Bisa Diretas atau Hack? Begini Penjelasannya
- Indonesia dan Italia Pimpin Gugus Tugas Keuangan Kesehatan G20
- Kaum Milenial Harus Paham, Tips 5 Mengelola Keuangan Bulanan
- Cara Ubah Gaya Hidup Hedon Agar Keuangan Stabil