Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada kuartal III 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan (year on year - YoY) masih mengalami kontraksi minus 3,49 persen. Namun kontraksi juga dialami beberapa negara mitra dagang, meski tidak sedalam triwulan II 2020.
Negara yang juga mencatat pertumbuhan positif di triwulan III adalah Vietnam.
Kepala BPS, Suhariyanto ada beberapa negara yang di triwulan III 2020 tidak lagi mengalami kontraksi. Ia menyebutkan China, yang menempati posisi pertama dalam pangsa pasar ekspor Indonesia sebesar 19,6 persen.
"Pada triwulan III 2020, China mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen, karena recovery-nya cepat sekali," ucap Suhariyanto dalam keterangan pers secara virtual di Jakarta, Kamis, 5 November 2020.
Negara yang juga mencatat pertumbuhan positif di triwulan III adalah Vietnam. Ekonomi negara ini bertumbuh 2,6 persen dibandingkan 0,4 persen di triwulan II 2020.
Negara yang masih mengalami kontraksi pada triwulan III adalah Amerika Serikat sebesar minus 2,9 persen, namun tidak sedalam triwulan II 2020. Pasar ekspor Indonesia ke AS menduduki posisi kedua sebesar 12,7 persen.
Kemudian Singapura juga mengalami kontraksi minus 7 persen, tidak sedalam triwulan II 2020. Begitu pula Korea Selatan, Hong Kong dan Uni Eropa. terjadi kontraksi.
Suhariyanto menyebutkan, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I-III 2020 dibandingkan kuartal I-III 2019 terkontraksi minus 2,03 persen. “Dengan demikian terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke triwulan IV 2020,” katanya. []
- Baca Juga: Sinyal Pemulihan Ekonomi RI, Kontraksi Q III 2020 Mengecil
- Indonesia Resmi Masuk Resesi, BPS: Ekonomi Minus 3,49 Persen