Bos Qantas Menyampikan Permohonan Maaf Kepada Publik

Vanessa mengambil alih jabatan awal bulan kemarin, menyusul pengunduran diri mantan CEO Alan Joyce yang sudah menjabat 15 tahun
CEO Qantas Group, Vanessa Hudson, mengumumkan sejumlah langkah untuk mencoba menyelesaikan masalah di maskapainya. (Foto: abc.net.au/indonesian).

TAGAR.id - Vanessa Hudson, CEO baru Qantas menyampaikan permohonan maaf publik atas serangkaian skandal yang merusak reputasi maskapai tersebut.

Vanessa mengakui kalau masalah-masalah yang ada "sulit untuk ditangani", serta berjanji untuk melakukan perubahan agar pelanggan bisa percaya kembali.

• Badan pelindung konsumen Australia menemukan jika Qantas tetap menjual tiket yang penerbangannya sudah dibatalkan

• Dinilai telah melakukan outsourcing untuk ground staff saat pandemi Covid-19

• Laporan keuntungan tahunan perusahaan yang dirilis minggu ini mengungkapkan mantan CEO Alan Joyce dibayar 21,4 juta dolar Australia

•Qantas juga dikait-kaitkan dengan upaya memblokir tawaran Qatar Airways untuk menawarkan penerbangan tambahan ke Australia


pesawat qantas di bandara sydneyPesawat dari maskapai Qantas terlihat berada di Bandara Internasional Kingsford Smith di Sydney, Australia, pada 18 Maret 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Loren Elliot)

Vanessa mengambil alih jabatan awal bulan kemarin, menyusul pengunduran diri mantan CEO Alan Joyce yang sudah menjabat 15 tahun dan jadi salah satu pemimpin perusahaan dengan gaji tertinggi.

"Saya tahu kami telah mengecewakan Anda dalam banyak hal dan untuk itu, saya minta maaf," katanya.

"Kami paham kenapa Anda frustrasi dan kenapa sebagian dari Anda kehilangan kepercayaan pada kami," tambahnya. (ABC Indonesia)/abc.net.au/indonesian. []

Berita terkait
Qantas Dituduh Telah Melakukan Tindakan yang Menyesatkan
"Tindakan ini berdampak pada sebagian besar penerbangan yang dibatalkan oleh Qantas antara Mei hingga Juli 2022," kata ACCC
0
Bos Qantas Menyampikan Permohonan Maaf Kepada Publik
Vanessa mengambil alih jabatan awal bulan kemarin, menyusul pengunduran diri mantan CEO Alan Joyce yang sudah menjabat 15 tahun