Jakarta - Final Coppa Italia memanas. Presiden Napoli Aurelio de Laurentiis menyerang pelatih Juventus Maurizio Sarri dengan menyebutnya sebagai mata duitan. Serangan lewat mind games ala De Laurentiis yang masih kecewa karena kepergian Sarri menjelang duel Napoli melawan Juve di final di Stadion Olimpico, Kamis 18 Juni 2020 dini hari WIB.
De Laurentiis merasa dikhianati Sarri yang tiba-tiba menyatakan pindah ke Chelsea. Menurut dia dalam pertemuan terakhir, Sarri sama sekali tak membicarakan kepindahannya. Apalagi, kontrak pelatih berusia 61 ini masih tersisa 2 tahun.
Karier kepelatihan Sarri juga terangkat karena De Laurentiis. Sebelumnya, mantan bankir itu hanya melatih tim-tim kecil. Terakhir dia menangani Empoli dan kemudian direkrut De Laurentiis menggantikan Rafael Benitez pada 2015. Karena De Laurentiis dan Napoli berjasa bagi Sarri, sang bos pun tak berpikir pelatihnya bakal pergi.
Dia membuat saya marah setelah berterus terang pergi karena uang
Namun Sarri kemudian bergabung dengan Chelsea setelah 3 tahun di Napoli. Menurut De Laurentiis alasan sang pelatih pergi hanya karena uang. Pasalnya klub Liga Premier Inggris itu memberikan gaji tinggi.
"Dia membuat saya marah setelah berterus terang pergi karena uang. Dia memaksa saya harus cepat-cepat mencari pelatih baru karena kontrak dia masih 2 tahun lagi," kata De Laurentiis kepada Corriere dello Sport.
"Sebelumnya pada Februari 2018, dia mengundang saya makan di rumahnya. Saat itu, dia sama sekali tidak bicara soal akan pergi. Bahkan sampai hari pertandingan terakhir, dia tak bicara apa pun dengan saya," kata dia lagi.
Karier Sarri memang kian melesat setelah meninggalkan Napoli. Dia membawa Chelsea memenangi Liga Europa. Namun Sarri hanya bertahan satu musim di Chelsea dan kembali ke Italia pada 2019.
Hanya, kini dia menangani Juve yang merupakan salah satu rival utama Napoli. Saat pindah ke Juve, dia juga berpeluang membawa tim meraih Scudetto karena saat ini La Vecchia Signora masih bertengger di puncak klasemen Serie A Italia.
Sarri juga membidik trofi pertama di Italia bila memenangi Coppa Italia dengan mengalahkan Napoli. Namun Napoli siap meraih trofi untuk ke-7 kalinya sekaligus menghambat Juve menciptakan rekor baru. Duel itu sudah dipanaskan dengan aksi De Laurentiis yang menyerang Sarri.
Napoli Sempat Goyah Ditinggalkan Sarri
Bagaimana dengan Napoli? Klub yang pernah meraih sukses bersama legenda Argentina, Diego Maradona, ini sempat goyah meski kemudian dibenahi oleh Ancelotti. Bahkan eks pelatih AC Milan dan Chelsea ini membawa Napoli ke posisi runner up di bawah Juve di musim 2019.
Meski demikian, Ancelotti tak bertahan lama di Napoli. Menurut De Laurentiis, pelatih yang pernah pula menangani Juve dan Real Madrid ini tidak sesuai dengan karakter bermain I Partenopei.
"Saya tidak tahu apakah perekrutan dia memang sudah tepat atau tidak. Yang jelas setelah musim pertama, saya berkata kepada dia, 'Carlo, Anda tidak cocok dengan tipe permainan yang kami inginkan. Lebih baik berakhir saja [kerjasamanya] tetapi kami tetap bersahabat'. Begitulah saya memang salah pilih," ujar De Laurentiis.
Sebaliknya, produser film ini justru merasa cocok dengan pelatih anyar Gennaro Gattuso. Meski performa tim belum sepenuhnya membaik, namun Gattuso sukses membangun tim yang sesuai dengan karakter Naples. Tim yang keras dan pantas menyerah.
Baca juga:
Alasan Napoli Pertahankan Gennaro Gattuso
Istri Pemain Napoli Kecam Orang Abaikan Karantina
"Saya suka Gattuso. Kami punya banyak kesamaan. Kami sama-sama petarung dan pemimpin. Kami meraih sukses di Coppa Italia dan Liga Champions. Posisi kami juga membaik di liga," ucapnya.
Saat ini, Napoli masih bertahan di Liga Champions. Hanya di babak 16 besar, mereka harus bertemu Barcelona. Pada laga pertama di kandang sendiri, Napoli bermain imbang 1-1.
Napoli juga menempati posisi cukup bagus meski tertahan di peringkat 6 dengan poin 39. Bila gagal ke Liga Champions musim depan, Napoli masih mendapat kesempatan bermain di Liga Europa. []