Medan - Menjalani kegiatan kampanye ke kawasan pemukiman warga di Jalan Pengayoman, Sei Agul, Medan Helvetia, Selasa, 10 November 2020, Bobby Nasution diajak melihat pintu air yang membelah Sungai Sei Kambing.
Pintu air berwarna biru, terlihat bersih dan tidak bermasalah. Namun ternyata, pintu air ini tidak bermanfaat, hanya menjadi hiasan di tengah pemukiman warga yang berada di pinggiran rel.
Meski masih sangat layak digunakan, pintu air ini tidak bisa menjadi solusi banjir warga.
"Dibuka atau ditutup pintu airnya, tetap kebanjiran. Ditutup, air hujan yang datang dari pemukiman akan memenuhi sungai yang dangkal. Ditutup, air dari gunung juga masuk," ucap tokoh masyarakat, Josua kepada Bobby Nasution.
Usai meninjau pintu air, Bobby Nasution menyapa warga di lahan kosong dekat pinggir rel. Berbagai permasalahan dengan antusias disampaikan warga kepada calon Wali Kota Medan nomor urut 2 ini.
Mulai dari permasalahan utama, banjir, hingga permasalahan lampu jalan, sampah dan lapangan pekerjaan.
Menyikapi keluhan warga, Bobby Nasution menyatakan, infrastruktur sekunder sungai dapat diatasi Pemko Medan dengan pengerukan atau pendalaman sungai dengan menggunakan APBD.
"Dan rencana saya dengan bang Aulia Rachman, calon Wakil Wali Kota Medan, akan berkolaborasi dengan pemerintah pusat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan primer sungai," terang dia.
Untuk masalah lampu jalan dan sampah, menurut Bobby memang menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Terlebih lampu, yang dapat mengundang kejahatan di malam hari.
UMKM yang selama ini mendapatkan bantuan, orangnya itu-itu saja
"Makanya Kota Medan harus dibuat terang. Kami sudah rancang program pengadaan 20.000 CCTV di kawasan rawan kejahatan untuk memberikan rasa aman warga," terang suami Kahiyang Ayu ini.
Untuk lapangan pekerjaan, Bobby Nasution mengatakan ke depannya akan fokus pada pergerakan UMKM. Terlebih di masa pandemi, pendapatan warga menurun, daya beli juga menurun. Kondisi ini, otomatis membuat modal usaha berkurang.
"Untuk membantu pelaku UMKM, sebenarnya modal dari pemerintah pusat ada sebesar Rp 2,4 juta. Harusnya bisa disosialisasikan oleh Pemko Medan agar semua masyarakat bisa mendapatkannya," ungkap Bobby.
Apalagi, sambung Bobby, jatah Sumatera Utara sebanyak 1,5 juta pelaku UMKM. Dan berdasarkan data terakhir yang diterimanya, baru sekitar 400 ribu pelaku UMKM yang mendapatkan bantuan dana tunai ini.
"Jadi masih ada sekitar 1 juta pelaku UMKM lagi yang bisa menjadi penerima manfaat bantuan tunai Rp 2,4 juta," jelasnya.
Masih banyak warga yang belum bisa mengakses bantuan tunai Rp 2,4 juta ini, sambung Bobby, lantaran pendataan yang belum update.
"UMKM yang selama ini mendapatkan bantuan, orangnya itu-itu saja, UMKM yang pernah mendapatkan pelatihan dari dinas (Koperasi dan UMKM Kota Medan), dan bantuan hanya diberikan kepada mereka," bebernya.
Makanya, Bobby menyarankan agar pelaku UMKM tidak bergerak sendiri-sendiri lagi.
Warga dan pelaku UMKM diminta kompak berkolaborasi, sehingga bisa dibuat suatu sentra usaha, yang kedepannya bisa dibantu modal, alat usaha serta mendapatkan pasarnya. []
