Medan - Bakal calon Wali Kota Medan, Bobby Nasution menyoroti penggunaan anggaran Pemerintah Medan dalam lima tahun terakhir. Dalam satu kesempatan, Bobby Nasution sengaja menyebutkan angka APBD Kota Medan hampir mencapai Rp 30 Triliun dalam satu periode kepemimpinan wali kota, atau lima tahun belakangan.
Dengan anggaran segitu, ternyata masyarakat Medan belum sepenuhnya merasakan dampaknya. Terbukti dari buruknya kualitas infrastruktur, jalan banyak berlubang dan banjir di sejumlah titik kota.
Dalam satu periode, anggaran hampir Rp 30 Triliun itu. Apakah masyarakat merasakan manfaatnya.
Saat bertemu masyarakat di Kelurahan Tangkahan Medan Labuhan, Bobby Nasution kembali menyebutkan anggaran besar yang dikelola Pemko Medan.
Baca juga:
- Bobby Nasution Target Perluas Lahan Islamic Center
- Bobby Nasution Ajak Warga Medan Lestarikan Budaya
- Bobby - Aulia Tegas Terapkan Prokes saat Kampanye
- Muscab HIPMI Medan, Bobby: UMKM Penopang Ekonomi
"Dalam satu periode, anggaran hampir Rp 30 Triliun itu. Apakah masyarakat merasakan manfaatnya," tanya Bobby.
"Tidak," spontan jawab masyarakat yang hadir saat itu.
Menyikapi pernyataan Bobby Nasution terkait anggaran ini, pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Faisal Riza menilai, sebagian orang kurang memahami pernyataan dari Bobby Nasution ini.
"Ya. Orang-orang tampaknya kurang memahami lebih utuh pernyataan Bobby Nasution tersebut. Saya justru menangkap angka Rp 30 T sengaja disebut Bobby agar masyarakat melek anggaran," katanya.
Dia pun turut mempertanyakan anggaran besar itu kemana saja alokasinya.
"Jumlah anggaran kurang lebih Rp 30 T, itu dibuat apa sama pemimpin kota selama lima tahun terakhir. Itu angka normatif ya. Belum ditambah yang lainnya. Apakah PAD kota efektif didapatkan," ujarnya.
Dia meyakini, maksud dari diungkapkan data anggaran itu oleh Bobby Nasution, supaya masyarakat lebih melek anggaran.
"Intinya Bobby Nasution mau ajak masyarakat melek anggaran. Anggaran pro rakyat. Angka Rp 30 T itu banyak dan itu milik rakyat. Pertanyaannya, masyarakat dapat apa selama ini. Inilah pentingnya calon kepala daerah seperti Bobby yang mengedukasi masyarakat," lanjutnya.
Dia juga membandingkan sosok Bobby Nasution dengan kompetitornya di Pilkada Medan, yakni Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution yang hanya membawa opini lahir dan besar di Medan.
"Akhyar itu hanya cerita nativisme. Lahir dan besar di Kota Medan. Bukan itu poinnya, tapi selama ini ngapain dia di Medan. Sudah mengerjakan apa selama memimpin, gitu," terangnya. []