Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta menyebut dalam dua hari ke depan potensi tinggi gelombang di perairan selatan Jawa. Gelombang tinggi di pantai selatan Yogyakarta mencapai tiga meter. Nelayan maupun warga yang berkunjung ke pantai diminta waspada.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan, potensi tinggi gelombang laut signifikan di selatan Yoyakarta diprakirakan berlangsung Minggu - Senin, 24-25 November 2019.
Penyebab gelombang tinggi dipicu karena perbedaan tekanan udara yang sigifikan antara belahan bumi bagian utara dan selatan, sehingga menyebabkan peningkatan kecepatan angin.
"Untuk prakiraan tinggi gelombang di selatan DIY saat ini mencapai tiga meter. Sehingga masih cukup aman bagi wisatawan dan nelayan namun tetap waspada," kata Reni di Yogyakarta, Minggu 24 November 2019.
Potensi gelombang tinggi pada 24 sampai dengan 25 November 2019 berkisaran 1.5-3.0 meter dengan pergerakan dari barat daya menuju timur laut. Peningkatan kecepatan angin umumnya dari arah tenggara dengan kecepatan 18 sampai 36 kilometer per jam.
Untuk prakiraan tinggi gelombang di selatan DIY saat ini mencapai tiga meter.
Kendati demikian, potensi tinggi gelombang di perairan selatan DIY yang benar-benar aman maksimal 2,5 meter. Namun hingga saat ini, belum ada laporan bahaya jika tinggi ombak sampai tiga meter.
Reni mengimbau kepada para nelayan untuk waspada atau akan lebih baik meliburkan diri terlebih dulu sambil menunggu update kondisi gelombang tinggi. Sementara bagi wisatawan harus hati-hati karena profil pantai di selatan DIY curam.
"Jadi kalau mandi di laut dengan ombak yang sedang pun berbahaya karena dapat menyeret mereka masuk ke dalam dan terperangkap di laut yang curam," pungkasnya.
Sebelumnya, BMKG juga merilis akhir bulan November ini wilayah DIY telah memasuki musim hujan, yakni di wilayah Sleman bagian utara dan Kulon Progo bagian utara. Selanjutnya, musim hujan akan disusul wilayah tengah dan Selatan DIY pada akhir November 2019. Sehingga bisa dikatakan sebagian besar wilayah DIY sudah masuk musim hujan termasuk Gunungkidul yang terdampak kemarau panjang di tahun ini.
Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta Sigit Hadi Prakosa mengatakan, DIY diprakirakan belum ada potensi hujan lebat sampai dengan 25 November 2019. Kendati demikian, Sigit mengimbau dampak awal dari musim hujan.
"Awal-awal musim hujan sekarang ini umumnya bisa terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Mengimbau agar masyarakat waspada potensi dampak dari cuaca ekstrim tersebut dengan memangkas dahan pohon yang lebat dan update terus info BMKG," ucap Sigit. []
Baca Juga:
- Gelombang Tinggi, Laut Makassar Bagian Selatan Naik Hingga 6 Meter
- Cuaca Ekstrem, Nelayan Ogah Melaut Takut Nyawa Terancam Gelombang Tinggi
- BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Perbatasan Maluku