Cuaca Ekstrem, Nelayan Ogah Melaut Takut Nyawa Terancam Gelombang Tinggi

Ratusan perahu nelayan diparkir di muara sungai. Sedangkan para nelayan memilih aktivitas lain.
Suasana di perkampungan nelayan Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sabtu (19/1/2019). Ratusan kapal dan perahu nelayan ditambatkan di muara sungai. Para nelayan enggan melaut karena takut gelombang tinggi. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 19/1/2019) - Akibat cuaca buruk, nelayan tradisional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memilih tak menangkap ikan di laut sejak beberapa hari terakhir. Nelayan khawatir nyawanya terancam akibat potensi gelombang tinggi karena kondisi cuaca ekstrem.

Kondisi ini terlihat di perkampungan nelayan Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sabtu (19/1). Ratusan kapal dan perahu nelayan diparkir di muara sungai. Sedangkan para nelayan memilih aktivitas lain sembari menunggu cuaca kembali bersahabat.

"Sudah dua-tiga hari (kami) tidak ke laut," kata Daeng Tindir, salah satu nelayan setempat.

Tindir mengungkapkan, dia enggan melaut karena mengkhawatirkan cuaca ekstrem. Biasanya dalam kondisi tersebut, muncul gelombang tiba-tiba dengan ketinggian mencapai tiga meter.

"Mau diapa lagi. Kalau tetap dipaksakan melaut, pasti hasilnya juga menurun kalau cuaca seperti ini," katanya.

Nelayan MakassarSuasana di perkampungan nelayan Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Sabtu (19/1/2019). Ratusan kapal dan perahu nelayan ditambatkan di muara sungai. Para nelayan enggan melaut karena takut gelombang tinggi. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Untuk mengisi waktu, nelayan rata-rata berkegiatan membersihkan kapal dan perahu. Ada juga yang merawat alat tangkap seperti jaring. Mereka berharap cuaca ekstrem tidak berlangsung lama agar bisa kembali mencari nafkah di laut.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini soal gelombang tinggi di seputar wilayah Sulsel. Gelombang tinggi antara lain terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Selayar, dan Laut Flores. Ketinggian gelombang bisa mencapai 2,5 meter.

Prakirawan BBMKG IV Makassar Rizky Yudha Pahlawan mengatakan, gelombang tinggi disebabkan angin kencang yang bertiup di wilayah Sulsel. Angin bertiup dari barat daya ke utara dengan kecepatan rata-rata 10-40 kilometer per jam.

"Untuk kapal-kapal kecil, ini patut diwaspadai. Kami pantau, untuk tiga sampai empat hari ke depan masih seperti ini," ujar Rizky.

BBMKG Wilayah IV mengingatkan masyarakat agar tetap waspada cuaca ekstrem. Angin kencang tidak hanya menyebabkan gelombang tinggi di laut, namun juga berembus di daratan. Terutama di kawasan pesisir.

Sebelumnya, angin kencang disertai hujan deras menyebabkan sejumlah pohon tumbang di wilayah Makassar dan Kabupaten Gowa pada Kamis (7/1). Tidak ada korban jiwa, namun sejumlah mobil dan motor rusak parah tertimpa pohon.

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.