BMKG: Titik Panas Tersebar di Lima Provinsi Sumatera

(BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 18 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, Kamis (16/3).
Kepala Staf Kepresidenan RI Teten Masduki (tengah) didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei (kedua kanan) dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (kanan) mendengarkan penjelasan dari GM Fire Managemen APP-Sinar Mas Sujica Lusaka (kiri) saat meninjau Situation Room milik APP-Sinar Mas di Halaman Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (18/2). APP-Sinar Mas mengembangkan sistem pendeteksian dini titik panas (hotspot) melalui 'Situation Room'. (Foto: Ant/Nova Wahyudi)

Pekanbaru, (Tagar, 16/3/2017) - Penyakit lama terbakarnya hutan di Indonesia seakan berulang tiap tahun. Kerugian yang ditimbulkan sudah tak terhitung. Terbakarnya hutan memang tak selalu disebabkan oleh penjarah lahan. Hutan bisa terbakar apabila suhu udara terlalu tinggi dan menimbulkan titik panas di lahan kering atau lahan gambut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 18 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Sumatera, Kamis (16/3). Keberadaan titik panas baik di Sumatera maupun di Riau yang terpantau BMKG Kamis ini merupakan yang terbanyak dalam sepekan terakhir.

"Sebanyak 18 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen terpantau di enam provinsi di Sumatera," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin, di Pekanbaru.

Ia menjelaskan titik-titik panas yang terpantau Satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 WIB Kamis itu terpantau di Sumatera Barat lima titik, Bengkulu empat titik dan Sumatera Selatan, Jambi serta Sumatera Utara masing-masing satu titik.

Sementara itu di Riau terpantau enam titik panas. Ia merinci keenam titik panas terdeteksi di Indragiri Hilir dua titik, Indragiri Hulu dua titik, Kuantan Singingi dan Pelalawan masing-masing satu titik.

Meski begitu, dari 18 titik panas yang terpantau, seluruhnya tidak ada yang terpantau sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

Melengkapi keterangan Sugarin, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Slamet Riyadi menjelaskan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih berpotensi terjadi di Riau, meski saat ini banjir terjadi di wilayah tersebut.

Hal itu karena intensitas hujan diprediksi mengalami penurunan dalam beberapa hari ke depan, terutama di wilayah tengah dan selatan Riau.

Keberadaan dua titik panas yang terpantau BMKG di Riau Kamis ini merupakan yang kelima kali dalam sepekan terakhir, atau selama awal Maret 2017.

Pada Januari-Februari 2017, kebakaran sempat melanda sejumlah kabupaten di Riau. Rokan Hilir merupakan wilayah terakhir yang terbakar pada akhir Februari 2017 lalu, dengan total luas kebakaran mencapai 100 hektar. (rif/ant)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.