Jakarta - Pemilik majalah Playboy, Playboy Enterprises, sedang menjajaki opsi untuk masuk bursa saham lagi melalui penawaran saham perdana (IPO). Untuk itu, pengelola majalah dewasa ini akan merger dengan perusahaan akuisisi cek kosong, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut.
Kesepakatan dengan perusahaan cek kosong di Wall Street disebut sebagai perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC), mencapai US$ 207 juta. Playboy akan kembali ke bursa seperti yang dilakukan tahun 1971 oleh pendiri Hugh Hefner yang bermitra dengan firma ekuitas swasta, Rizvi Traverse Management. Namun kemudian memutuskan untuk kembali menjadi perusahaan tertutup (go private) lantaran nilai saham terus jatuh.
Seperti diberitakan dari BBC News, Sabtu, 19 September 2020, penjualan dari bisnis percetakan majalah terus mengalami penurunan karena perkembangan internet. Pandemi Covid-19 membuat semakin terpuruk, sehingga awal tahun ini Playboy berhenti mencetak majalah yang terkenal dengan tampilan wanita seksi. Ini mengakhiri hampir tujuh dekade bisnis majalah yang dimulai pada 1953 dengan edisi debut pertamanya yang menampilkan bintang penuh misteri, Marilyn Monroe.
Sumber itu menyebutkan bahwa Playboy bekerja sama dengan bank investasi berdiskusi dengan calon pembeli SPAC, terkait rencana penawaran saham. Jika kesepakatan tercapai, maka akan memberikan ruang kepada Playboy untuk mengembalikan pertumbuhan.
SPAC adalah perusahaan cangkang yang mengumpulkan dana dalam penawaran umum saham perdana (IPO) dengan tujuan mengakuisisi perusahaan swasta. Perusahaan yang diakuisisi kemudian menjadi perusahaan publik.
Akuisisi yang dilakukan SPAC banyak mendulang sukses tahun ini. Antara lain Diamond Eagel Acquisition Corp, DrafKing Inc, dan perusahaan industri yang sedang berkembang seperti kendaraan listrik dan makanan nabati. []
- Baca Juga: Bursa Saham AS Memerah, Dow Jones Anjlok 1.800 Poin
- Saham Raksasa Teknologi Dongkrak Bursa Wall Street