Bisnis Pariwisata Konvensional di Ambang Keruntuhan

Era disruptif menjadi tantangan bagi para pelaku industri pariwisata.
Ketua DPD ASPPI Sumut Mercy Panggabean (kiri) membuka ASPPI Talk dengan menghadirkan pembicara Tjahyo Pramono. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong)

Medan - Era disruptif menjadi tantangan bagi para pelaku industri pariwisata. Tantangan itu semakin nyata dirasakan ketika tenaga manusia mulai tergantikan oleh teknologi digital.

Tantangan ini menjadi topik bahasan ketika sejumlah pengusaha berkumpul dalam acara ASPP Talk di Wesly House, Jalan Sei Sisirah No. 12 Medan, Jumat 26 Juli 2019.

Menurut Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Sumut Mercy Panggabean, acara seminar ini bertujuan untuk membahas tantangan dan peluang di bisnis pariwisata saat ini.

Seminar ini juga diharapkan mampu membuka wawasan baru bagi para pelaku bisnis pariwisata di era bisnis pariwisata yang semakin kompetitif.

"Seminar ini kita harapkan bisa membuka inspirasi kita di tengah bisnis pariwisata yang semakin kompetitif, supaya kita bisa survive dan bisa melewati masa-masa sulit," kata Mercy ketika membuka ASPPI Talk yang diikuti sekitar 30-an peserta itu.

Era Disruptif

Tjahyo Pramono hadir sebagai pembicara dalam ASPPI Talk kali ini. Mantan Dirut PD Perhotelan Sumut itu memaparkan tantangan bisnis pariwisata yang telah mengalami proses perubahan.

Hari gini perusahaan travel tak punya website? Itu kebangetan

"Bisnis pariwisata model konvensional saat ini di ambang keruntuhan," ujar Tjahyo yang juga pernah sebagai general manajer di salah satu hotel ternama di Parapat itu.

Menurut Tjahyo, jika pola bisnis pariwisata masih dijalankan dengan cara konvensional, maka akan semakin banyak hambatan yang akan dihadapi.

"Sudah tak zamannya lagi travel agent, karena sekarang misalnya begitu mudah membeli tiket pesawat maupun hotel secara online. Lalu, jika masih bertahan di bisnis agent, masa bisnis akan runtuh," jelas Tjahyo.

Menurut Tjahyo, pelaku bisnis pariwisata harus lebih memahami definisi bisnis yang dijalankan.

"Bisnis Anda harus mampu menyelesaikan masalah. Mampu melayani dengan bagaimana? Jika orang tidak butuh lagi agent untuk beli tiket, buat apa bertahan sebagai agent, maka bisa cari model bisnis yang lain dengan produk yang sama," papar Tjahyo.

Misalnya, travel agent sudah bisa ikut model bisnis online dengan menjual paket pariwisata. "Hari gini perusahaan travel tak punya website? Itu kebangetan," katanya.

Namun, katanya, model bisnis online juga harus mampu mendorong konsumen untuk mau membeli. "Sayangnya, website perusahaan pariwisata jangan hanya seperti memindahkan brosur ke website," katanya. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.