TAGAR.id, Jakarta - Bintang jatuh adalah benda langit yang memasuki atmosfer bumi. Benda langit atau partikel angkasa apapun yang masuk, mulai dari sebesar butir pasir atau bola golf bisa saja menjadi bintang jatuh.
Namun seringkali material tersebut sudah terbakar habis sebelum dapat menjangkau permukaan bumi.
Apa arti bintang jatuh dalam Islam?
Munculnya fenomena alam bintang jatuh, meteor atau komet adalah suatu hal biasa. Tidak ada kaitannya dengan berbagai hal, sebagaimana keyakinan jahiliyah di atas.
Bintang jatuh Al Quran telah menyinggung tentang fenomena alam tersebut. Bahkan, ternyata bintang, meteor dan komet itu memiliki fungsi di sisi Allah.
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (QS. Al-Mulk: 5).
Ketika menafsirkan surat Al-Mulk ayat 5, seorang ahli tafsir masa tabi’in, Qatadah rahimahullah, mengatakan,
“Allah menciptakan bintang untuk tiga hal: Allah jadikan sebagai penghias langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali tentang bintang, selain tiga hal tersebut, dia keliru, menyia-nyiakan jatahnya, dan membebani diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memiliki modal ilmu tentangnya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya secara muallaq, 4/107).
Yang beliau maksud dengan memahami selain tiga hal tersebut adalah menggunakan memahami bintang untuk astrologi (bukan astronomi), seperti zodiak atau ramalan bintang.
Sementara itu, As-Syaukani menafsirkan firman Allah (yang artinya), ‘Aku jadikan bintang itu sebagai pelempar setan’, beliau mengatakan, ‘Rajam (pelempar) secara bahasa artinya, melempar dengan batu.’ (Fathul Qadir, 3/179).
Demikian pula dalam surat Al-Jinn, Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al-Jin: 8 – 9).
Al-Imam Ibnu Katsir juga menafsirkan ayat di atas dengan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mengungkap secara lebih rinci tentang fenomena alam tersebut,
Dari Sahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata: Salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kaum Anshar menceritakan padaku. Ketika mereka duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam, ada bintang (mateor) jatuh memancarkan cahaya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada mereka: “Apa ucapan kalian pada masa jahiliyah ketika ada lemparan (mateor) seperti ini?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui, dulu kami katakan, ‘pada malam ini telah dilahirkan seorang yang terhormat dan telah mati seorang yang terhormat,’ lalu Rasulullah menjelaskan: “Sesunguhnya bintang itu tidaklah dilemparkan karena kematian seseorang dan tidak pula karena kelahiran seseorang. Akan tetapi Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala, apabila telah memutuskan sebuah perkara, bertasbihlah para malaikat yang membawa ‘Arasy. Kemudian diikuti oleh para malaikat penghuni langit yang di bawah mereka, sampai tasbih itu kepada para malaikat penghuni langit dunia. Kemudian para malaikat yang di bawah para malaikat pembawa ‘Arasy bertanya kepada para malaikat pembawa ‘Arasy, Apa yang dikatakan Tuhan kita? Lalu mereka memberitahu apa yang dikatakan Tuhan mereka. Maka malaikat penghuni langit dunia saling bertanya pula di antara sesama mereka, sehingga berita tersebut sampai ke langit dunia. Maka para jin berusaha mencuri dengar, lalu mereka sampaikan kepada wali-walitnya (tukang sihir). Sehingga mereka dilempar dengan bintang-bintang tersebut. Berita itu mereka bawa dalam bentuk yang utuh, yaitu yang sebenarnya tetapi mereka campur dengan kebohongan dan mereka tambah-tambahkan.” [HR Muslim].
Apakah bintang jatuh bisa mengabulkan doa atau permintaan?
Menurut tradisi yang diturunkan dari nenek moyang, apabila kita melihat bintang jatuh secara langsung maka satu keinginan kita akan terkabul. Maka daripada itu, apabila kita melihat bintang jatuh mohonlah satu permintaan.
Berdoalah! Tapi berdoanya tetap kepada Allah ya, salah bila kita berdoa dan minta bantuan kepada bintang jatuh. Bukan malah dapat barokah, malah jadi musrik nantinya. Bintang jatuh hanya sekedar perantara saja, semuanya tetap kembali pada Allah. Yang mengabulkan ya atau tidaknya doa kita adalah Allah. []