Jakarta - Terbengkalai tak ada pengunjung karena kebijakan pandemi Covid-19, taman hiburan di Jepang mengubah konsep. Mereka membidik pekerja work from home (WFH) dengan menawarkan taman rekreasinya sebagai tempat untuk bekerja.
Nama taman hiburan tersebut Yomiuriland. Manajemennya puter haluan menjadikannya coworking space tanpa sekat. Bagi yang berminat datang, pengunjung dapat mengerjakan tugas kantornya sembari naik kincir angin.
"Saya suka bekerja di luar. Ini adalah rencana yang bagus, dan rasanya luar biasa," kata Tatsuki Yamamoto, petinggi perusahaan solusi informatika FLEQ yang menggarap pekerjaannya sembari duduk di kursi biliar putih, dikutip dari Reuters, Jumat, 16 Oktober 2020.
Konsep ini baru dijalankan Yomiuriland kemarin, Kamis 15 Oktober 2020. Taman hiburan di Tokyo meluncurkan konsep "hiburan bekerja" dengan fitur lokasi kerja dilengkapi bilik di samping kolam renang, bekerja sembari naik wahana kincir angin, dan banyak lagi.
Saya tidak tahu apakah harus menikmati pemandangan atau bekerja.
Baca juga:
- Arab Saudi Buka Museum Kegembiraan, Bikin Hati Ceria
- Lima Kedai Kopi Legendaris di Jakarta, Traveler Wajib Datang
- 5 Tempat Wisata Horor Jakarta Bikin Nyali Ciut Tapi Penasaran
Bagi para traveler di Jepang, atau yang berencana ke negara di Asia Timur itu dalam waktu dekat, Anda dapat mencobanya dengan membayar biaya tiket masuk Yomiuriland sebesar 1.900 yen atau sekitar Rp 266 ribu pada hari kerja, dan 2000 yen atau sekitar Rp 280 ribu pada akhir pekan atau hari libur.
Biaya pengunjung itu sudah termasuk bebas pemakaian router WiFi portabel, dan berbagai akses masuk arena rekreasi, salah satunya bermain bola golf sembari bekerja di driving range dalam taman tersebut.
Pada hari pertama operasional konsep baru ini, sekitar sepuluh pengunjung, termasuk Yamamoto, menggunakan area permainan roller coaster dan rumah berhantu sebagai kantor alternatif mereka ketika pandemi.
Namun, bekerja sembari naik roller coaster ternyata tidak semudah yang dibayangkan. "Saya tidak tahu apakah harus menikmati pemandangan atau bekerja," ujar Yamamoto.
Pada Agustus 2020, sepertiga perusahaan di Jepang masih meninjau ulang penerapan WFH dalam situasi pandemi. Namun, 65 persen perusahaan di negara matahari terbit itu sudah mengizinkan atau menganjurkan karyawannya menjalankan bekerja di rumah.
Bekerja di rumah juga bagian dari kebijakan banyak pemerintah di dunia untuk menekan pergerakan antar-manusia sehingga mata rantai penyebaran virus corona menjadi berkurang atau bahkan terputus.