Jakarta – Pertikaian politik sehubungan dengan pengesahan hukum pemilu baru di Nebara Bagian Georgia, Amerika Serikat (AS), memperluas perdebatan apakah AS akan memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China. Presiden Biden disebut mempertimbangkan langkah Washington terhadap Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, China.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, 6 April 2021, mengonfirmasi bahwa AS akan membahas dengan sekutu-sekutunya apakah secara bersama memboikot pertandingan itu untuk memprotes penumpasan minoritas dan pelecehan hak-hak asasi (HAM) lainnya oleh Beijing.
“Pendekatan terkoordinasi tidak hanya demi kepentingan kita tetapi juga kepentingan sekutu dan mitra kita,” katanya dalam pengarahan. Namun, dia menegaskan keputusan akhir belum dibuat.
Pemerintahan Presiden Joe Biden bersedia mempertimbangkan langkah seperti itu tidak lama setelah partai Republik yang konservatif menuntut Biden memberi alasan bagi partisipasi AS dalam Olimpiade Musim Dingin.
Fraksi Republik di Kongres tidak senang Biden mendukung protes terhadap undang-undang pemilihan Georgia, termasuk keputusan Liga Baseball Utama Amerika memindahkan All Star Game dari Atlanta. Mereka menuduh Biden bermuka dua dan tidak memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.
Aktivis di seluruh dunia menuntut agar negara-negara memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 untuk memrotes kebijakan domestik negara itu, termasuk apa yang oleh Deplu AS disebut “genosida” warga Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang dan penumpasan China terhadap gerakan pro-demokrasi di Hong Kong.
Meskipun ada pembahasan tentang kemungkinan AS memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 atau membatasi partisipasi, isu ini baru sekarang mengemuka (jm/ka)/voaindonesia.com. []