Biden Bawa Amerika Kembali Gabung Perjanjian Iklim Paris

Presiden AS, Joe Biden, memperingatkan perubahan iklim "krisis eksistensial global", AS kembali bergabung dalam Perjanjian Iklim Paris 2015
Presiden AS, Joe Biden, memaparkan kebijakan pemerintahannya mengenai perubahan iklim di Gedung Putih (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP).

Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memperingatkan bahwa perubahan iklim adalah "krisis eksistensial global" yang harus ditangani. Ia menyampaikan itu setelah menyatakan AS bergabung kembali dalam Perjanjian Iklim Paris 2015.

“Kita harus mempercepat komitmen kita untuk secara agresif mengekang emisi dan meminta pertanggungjawaban satu sama lain untuk memenuhi tujuan kita dan meningkatkan ambisi kita,” kata Biden, Jumat, 19 Februari 2021. Keputusan itu membalik keputusan pemerintahan Trump untuk keluar dari pakta iklim itu.

John KerryJohn Kerry akan mengurusi utusan khusus perubahan iklim. Dia adalah salah satu perancang Kesepakatan Iklim Paris, yang ditarik mundur Presiden Trump. (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)

Trump adalah pendukung industri bahan bakar fosil dan sering mengejek energi terbarukan yang bersih. Pada 2017, Trump mengumumkan Amerika akan keluar dari pakta itu, demi "kepentingan ekonomi" Amerika. Berdasar syarat dalam pakta itu, Amerika baru bisa keluar pada 4 November 2020 - sehari setelah pemilihan presiden dimenangkan oleh Biden.

Perjanjian Paris 2015, yang ditandatangani hampir semua negara di dunia, bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca global dan membatasi kenaikan suhu Bumi dalam abad ini menjadi 2 derajat Celcius, sambil berupaya membatasi peningkatan menjadi 1,5 derajat. Pada 20 Januari, tak lama setelah dilantik, Biden menandatangani sejumlah perintah eksekutif, termasuk untuk bergabung lagi dalam Perjanjian Paris. Setelah menunggu 30 hari, Amerika kini resmi kembali masuk dalam pakta itu.

Perubahan IklimPerubahan iklim telah meningkatkan jumlah kebakaran hutan, angin topan dan bencana alam lainnya. (Foto: Tagar/Getty Images/Perubahan Iklim).

Pada acara virtual untuk menandai kembalinya Amerika ke pakta itu, Sekjen PBB. Antonio Guterres. mengatakan ini adalah "hari harapan," dan kabar baik untuk Amerika maupun dunia.”

Presiden Biden berkomitmen untuk mencapai target ambisius, termasuk ekonomi energi bersih 100% dan mencapai emisi nol selambat-lambatnya tahun 2050 (ka/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Terkait Kesepakatan Iklim Paris, PBB Gelar Konvensi UNFCC di Jerman
Konferensi Semua Pihak Ke-23 (COP 23) Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCC) dimulai di Bonn, Jerman, pada Senin (6/11).
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas