Berumur 107 Tahun, Nek Sumiati Semangat Naik Haji

Embarkasi Surabaya kembali mencatatkan jemaah calon haji tertua. Kali ini nenek Sumiati berumur 107 tahun.
Nenek Sumiati yang menjadi JCH tertua di Embarkasi Surabaya. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Embarkasi Surabaya kembali mencatatkan jemaah calon haji (JCH) tertua. Kali ini nenek Sumiati yang tercatat sebagai JCH berumur 107 tahun.

Saat ditemui Tagar di gedung C1 kamar 119 Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, dia tampak sehat dan kuat duduk di atas kasurnya.

Meski usianya sudah lewat satu abad, tak sedikit pun keraguan di wajahnya untuk menjalankan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah.

Semangatnya menjalankan ibadah haji dimulai sejak 2006 lalu. Saat itu, Sumiati didaftarkan oleh anaknya bernama Yatim Dwi Kaesi, 56 tahun, untuk berangkat haji.

Tahun 2018 lalu, dia sebenarnya sudah bisa beragkat haji. Tetapi karena alasan kesehatan, keberangkatan harus tertunda.

Rencananya, nenek kita ini berangkat bersama kelompok terbang (kloter) 53 Embarkasi Surabaya dan akan diberangkatkan dari Bandara Juanda Surabaya ke Bandara King Abdul Aziz, Arab Saudi pada Rabu 24 Juli 2019 pukul 15.00 WIB.

Nenek tiga anak dan empat cucu ini mengaku sangat senang bisa berangkat ke Tanah Suci untuk memenuhi undangan Tuhan.

"Alhamdulillah. Doanya setiap hari, Astaghfirullah, La Hawla Wa Laa Quwwata Illah Billah. Ikhlas urip niki kudu ikhlas (ikhlas menjalani hidup)," ujar Sumiati, saat ditemui Selasa 23 Juli 2019 malam.

Selain beribadah melengkapi rukun Islam ke lima, ibadah haji yang dilaksanakan untuk mendoakan mediang suaminya yang telah wafat sekira 50 tahun lalu.

"Harapannya, semoga ibadah lancar dan diberikan kesehatan dan ingin berdoa di sana untuk mendiang suami. Terus anak-anak dan cucu semuanya menjadi saleh salehah dan diberikan kesehatan selalu," katanya.

Sumiati mengungkapkan, dia rajin salat Tahajud dan mandi subuh adalah resep panjang umur dirinya hingga satu abad lebih. Tak hanya itu, dia juga rajin minum air putih serta sayur-sayuran.

"Mandi pagi, jam 03.00 WIB tahajud. Mandi sebelum salat rutin, salat Subuh. Makan sayur, minumnya air putih saja. Puasa Senin dan Kamis iya, sampai sekarang," ujarnya.

Air ZamzamAsrama Haji Sukolilo Surabaya kedatangan sekira 5000 galon air zamzam dari Arab Saudi. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Sementara, anak nenek Sumiati, Yatim Dwi Kaeksi mengatakan untuk biaya haji merupakan urunan keluarga besarnya. Untuk melaksanakan ibadah haji nantinya di Mekkah dan Madinah, Sumiati akan menggunakan kursi roda.

"Sebenarnya ibu masih kuat berjalan. Tapi karena ibu habis sakit, jadinya harus menggunakan kursi roda. Seminggu setelah opname, kita langsung berangkat ke asrama haji," ujar Yatim.

Untuk itu, Yatim mengaku, sudah menyiapkan beberapa perlengkapan untuk ibunya, termasuk obat-obatan. Karena nenek kelahiran 1 Juni 1912 itu sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat komplikasi penyakit jantung dan paru-paru.

"Hemoglobin ibu sempat turun, bahkan sempat dapat donor tiga kantong darah. Terus ada penyakit jantung dan paru-paru, dan sempat dirawat di rumah sakit. Alhamdulillah kondisinya makin membaik. Obat-obatan dari dokter selama 40 hari sudah dibawa," beber dia.

Yatim yang tercatat sebagai PNS guru bantu di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jombang berharap dirinya bersama ibunya bisa lancar dalam menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

"Doakan untuk ibu sehat dan kuat menjalan ibadah haji," pungkasnya.

Berkah haji juga dialami Sutrio, 52 tahun dan sang istri Nikmatul Komariah. Ia mengaku bisa berangkat haji tahun ini setelah menyimpan uang hasil berjualan bakso tusuk atau pentol di bawah bantal tidurnya.

"Nabung untuk naik hajinya di bank bantal," kelakar Pak Kumis sapaan akrab Sutrio saat ditemui di Gedung B1 Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Dalam sehari, keuntungan jualannya bisa Rp 50 sampai Rp 70 ribu, ia simpan di bawah bantal. Sama seperti jemaah calon haji lainnya, Sutrio berharap bisa melengkapi Rukun Islam.

Satu JCH Asal Bondowoso Alami Dimensia

Satu Jemaah Calon Haji (JCH) dari Kloter 52 asal Bondowoso, Jatim harus tertunda keberangkatannya akibat mengalami dimensia. Bahkan jemaah haji laki-laki berusia 80 tahun itu sempat menghebohkan Asrama Haji Sukolilo, Surabaya dengan meminta pulang.

Beruntung, petugas keamanan Asrama Haji Sukolilo bisa mengamankan dan menenangkan JCH asal Bondowoso tersebut.

Dokter penerbangan KKP Klas 1 Surabaya, dr Bangun Cahyo membenarkan adanya satu JCH yang mengalami dimensia berat. Jemaah berisial M ini selalu terlihat gelisah jika bertemu orang baru.

"Mulai tadi malam jalan, selalu gelisah. Sempat tadi meresahkan teman-temannya. Sehingga kita lakukan penanganan dan kita rujuk. Kita masih koordinasikan dengan keluarganya," beber dia.

Melihat kondisi JCH tersebut, Cahyo mengaku keberangkatan M harus ditunda. Rencananya, JCH tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.

"Keberangkatannya kita tunda dulu untuk sementara. Kita rujuk ke dokter spesialis jiwa dulu. Pihak keluarga sudah kita hubungi. Kita tunggu rujukan dari RS," pungkasnya.

5000 Galon Air Zamzam Tiba di Surabaya

Sementara itu, Asrama Haji Sukolilo Surabaya kedatangan sekira 5000 galon air zamzam dari Arab Saudi. Air zamzam tersebut nantinya akan dibagikan kepada jemaah haji jika sudah kembali dari Arab Saudi.

Sekretaris Panitia Pelaksanaa Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Jamal mengatakan ribuan galon air zamzam ini nantinya akan dibagikan ke jemaah haji Embarkasi Surabaya.

"Nanti setiap jemaah akan diberikan satu galon yang berisi lima liter air zamzam. Jemaah haji kami imbau untuk tidak usah membawa sendiri-sendiri air zamzam dari Arab Saudi karena nanti akan disita oleh petugas bandara," ujarnya.

Meski demikian, jika ada jemaah haji yang tetap membawa air zamzam dari Arab Saudi disarankan untuk mengirim melalui kargo.

"Tapi kalau dikargokan ada biaya sendiri. Tapi kalau ini jemaah haji tak perlu mengeluarkan biaya satu rupiah pun," beber dia.[]

Berita terkait