Bermodalkan Medsos, PKI Tidak Boleh Disepelekan

Pengamat intelijen: Kendati hanya bermodalkan media sosial, gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) diyakini mampu mempengaruhi masyarakat luas.
Miniatur sejarah di Monumen Pancasila Sakti. (Foto: Tagar/Putra Abdul Fatah Hakim)

Pematangsiantar - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta mengimbau agar pemerintah dan masyarakat tidak menganggap sepele terhadap eksistensi Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dinilai sudah mulai tak segan menampakkan diri.

Kendati hanya bermodalkan media sosial (medsos), gerakan PKI diyakini mampu mempengaruhi masyarakat luas apabila telanjur dibiarkan. Hal itu diungkapkan Stanislaus saat dihubungi Tagar, Senin, 25 Mei 2020.

Supaya mereka tidak berkembang. Jika ada kemunculan mereka dengan membawa ideologi komunis harus ditindak tegas dan proses hukum.

"Saya tidak melihat kekuatan yang signifikan bagi kelompok tersebut. Kelas mereka saat ini hanya main medsos, pakai kaos, dan stiker palu arit yang tidak besar. Namun, tetap tidak boleh disepelekan, mereka masih ada," katanya.

Baca juga: Novel Bamukmin: Umat Islam Siap Sweeping PKI

Tidak ingin kelompok ini semakin berkembang luas, lantas dia meminta agar Pemerintah RI segera menindak tegas orang-orang yang mengelu-elukan PKI.

"Supaya mereka tidak berkembang. Jika ada kemunculan mereka dengan membawa ideologi komunis harus ditindak tegas dan proses hukum," ujarnya.

Dia menjelaskan, langkah hukum yang dimaksud termaktub pada Pasal 107a Undang Undang Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Kejahatan Terhadap Keamanan Negara.

"Ketika ada pihak yang melakukan propaganda ajaran atau ideologi komunisme, dengan bukti yang cukup bisa dijerat dengan Pasal 107a UU 27/1999 berbunyi, 'Barangsiapa yang secara melawan hukum di muka umum dengan lisan, tulisan, dan atau melalui media apapun, menyebarkan atau mengembangkan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam segala bentuk dan perwujudan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun. Yang paling penting adalah jelas ada pelaku dan buktinya," ucap dia.

Baca juga: PA 212 Tuding Anak Cucu Sengaja Dibina Bangkitkan PKI

Selanjutnya, dalam hal ini Pemerintah RI diharuskan cepat tanggap. Pasalnya, persoalan ini dapat mengganggu stabilitas negara.

"Negara perlu cepat tanggap dalam merespons munculnya ideologi selain Pancasila, tidak hanya komunis. Benteng untuk menangkal ideologi selain Pancasila masuk ke masyarakat perlu dibangun, karena jika benteng di masyarakat kuat, ideologi yang bertentangan tersebut bisa saja tetap beredar, tetapi tidak akan menggoyahkan ideologi Pancasila masyarakat. Fokus membangun benteng ideologi ini sangat penting," ucap Stanislaus.

Beberapa hari belakangan, publik dibuat heran dengan adanya ucapan selamat ulang tahun kepada Partai Komunis Indonesia oleh seniman Dadang Christanto. Padahal PKI secara resmi sudah dibubarkan oleh mantan Presiden Soeharto melalui keputusan Nomor 1/3/1966. Partai tersebut dianggap sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dadang mengucapkan selamat ulang tahun PKI ke-100 itu pada laman Facebook pribadi miliknya pada 23 Mei 2020. Dalam akun tersebut terlihat juga ada lambang palu arit.

"Selamat ulang tahun ke 100 PKI (23 Mei 1920-23 Mei 2020)," kata seniman Dadang Christanto dalam akun Facebooknya yang dikutip Tagar, Senin, 25 Mei 2020. []

Berita terkait
2 Motif di Balik Ucapan Ulang Tahun PKI ke-100
Pengamat intelijen menyebut ada dua motif terkait ucapan selamat ulang tahun Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ke-100 beberapa hari yang lalu.
Profesor Sebut PKI Sudah Berkali-kali Dihidupkan
Beberapa hari belakangan, publik dibuat heran dengan adanya ucapan selamat ulang tahun kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).
MUI Sebut PKI Tidak Pernah Mati
Ketua Bidang Pembinaan Seni Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Sodikun menyebut organisator PKI militan, tidak pernah mati.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu