Berkah Sampah di Nagari Situjuah Batua

Nagari Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, mengelola sampah dengan baik. Konon program itu terinspirasi dari mahasiswa Jepang.
Petugas kebersihan sampah Nagari Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sedang menjalankan tugas rutin setiap pagi mengendarai becak motor roda tiga. (Foto: Tagar/Aking Romi Yunanda)

Limapuluh Kota - Pagi itu, dua lelaki paruh baya sibuk menyasar sejumlah tempat pembuangan sampah yang berjejer rapi di pinggir Jalan Raya. Sigap sekali mereka mengangkat karung-karung sampah dari dalam bak semi permanen.

Numan dan Pitok nama dua lelaki itu. Saban hari setiap pagi dengan becak motor roda tiga, mereka mengelilingi ruas-ruas Jalan Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar).

Kalau dipungut setiap hari, karung sampah ini bersih dan tidak bau.

Tak satu pun dari ribuan titik pengumpulan sampah luput dari jamahan tangannya. Katanya, bak-bak sampah tersebut disediakan khusus oleh pemerintah nagari. Tidak semua hasil pungutan sampah dibuang, sebagian dikumpulkan untuk diolah kembali.

"Kalau dipungut setiap hari, karung sampah ini bersih dan tidak bau. Kami digaji pihak nagari, sampah ini akan diolah jadi pupuk organik," kata Numan yang diamini Pitok kepada Tagar, Selasa 5 November 2019 pagi.

Di Sumbar, Nagari Situjuah Batua tercatat sebagai nagari pertama yang sukses mengelola sampah. Baik sampah pasar tradisional, sampah rumah tangga, dan sampah perkantoran. Sampah-sampah tersebut dikelola profesional oleh pihak nagari.

Setiap hari, ada 5 petugas setia memungut sampah yang tersebar di 1.000 tong sampah di rumah penduduk. Mereka mengitari jalan-jalan perkampungan menggunakan 2 unit becak motor dan 1 mobil pick-up pengangkut sampah.

Pengelolaan sampah ini yang kami jadikan salah satu sumber pendapatan nagari.

Paling tidak, penduduk Nagari Situjuah Batua menghasilkan 2 ton sampah dalam sehari. Setelah dipilah, sampah-sampah tersebut dibawa ke rumah kompos milik pemerintah nagari yang dikelola Badan Usaha Milik Nagari (BumNag) di bawah binaan Universitas Andalas (Unand).

"Sebagian diolah, sebagian lagi kami buang ke TPA Regional Sumbar di Payakumbuh Selatan," kata Wali Nagari Situjuah Batua, Dhon Vesky Dt Tan Marajo memulai perbincangan dengan Tagar.

Tong sampahPetugas kebersihan Nagari Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sedang memindahkan sampah dari tong ke dalam karung untuk diangkut. (Foto: Tagar/Aking Romi Yunanda)

Setelah berjalan selama setahun belakangan, pengelolaan sampah yang dilakukan pihak nagari menumbuhkan simpati masyarakat. Hal tersebut terlihat dari tingginya partisipasi masyarakat dalam membayar iuran sampah yang dipungut sekali sebulan. Biaya bulanan sampah di nagari ini hanya Rp10 ribu untuk setiap kepala keluarga.

"Nah, pengelolaan sampah ini yang kami jadikan salah satu sumber pendapatan nagari. Tata kelolanya pun kami atur melalui peraturan wali nagari (pernag) nomor 1 tahun 2018 tentang pengelolaan sampah," timpal Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Situjuah Batua, Zul Aidi yang sedang duduk bersama wali nagari.

Meski menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu sumber pendapatan asli nagari, pemerintah Nagari Situjuah Batua membebaskan masyarakat kurang mampu hanya dibebankan setengah biaya iuran.

"Petugas pemungut iuran berasal dari kader KB, posyandu dan PKK. Sebanyak 20 persen hasil seluruh pendapatan digunakan untuk biaya operasional petugas kebersihan. Sedangkan 80 persen lainnya dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk bantuan pendidikan, kegiataan pemberdayaan adat dan budaya," terang Dhon Vesky Dt Tan Marajo.

Selain mengelola sampah, Nagari Situjuah Batua juga menjaga kebersihan nagari dengan membuat empat program gotong royong yang sudah berjalan efektif. Pertama gotong royong wajib setiap Jumat secara bergilir di enam jorong.

Kedua gotong royong rutin khusus bagi Bundo Kanduang, kader PKK, kader Posyandu/KB, digelar setiap Minggu serentak di seluruh jorong. Program ketiga yakni gotong royong istimewa yang diperlakukan untuk menghadiri hari besar nasional dan hari besar Islam. Terakhir gotong-royong khusus yang diperlakukan dalam keadaan tanggap darurat.

Gotong royongGotong royong rutin setiap pekan oleh masyarakat Nagari Situjuah Batua, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. (Foto: Tagar/Aking Romi Yunanda)

"Harus hadir, kalau tidak bisa mesti memberi kabar. Kalau tidak hadir tanpa pemberitahuan, diberi surat teguran dan jika tidak diindahkan, pemerintah nagari akan memberi sanksi berupa tidak dilayani dalam urusan apapun," katanya.

Namun sejauh ini, belum ada masyarakat yang kena sanksi dalam hal gotong royong. Malah seluruh masyarakat rajin hadir dalam semua program tersebut.

"Aturan ini juga berlaku untuk perangkat nagari dan lembaga nagari, bahkan niniak mamak pun juga ikut dalam kegiatan ini," katanya.

Kini, terobosan yang dilakukan Nagari Situjuah Batua dalam pengelolan sampah, telah menjadi ikon khusus. Banyak nagari-nagari di Limapuluh Kota bahkan, dari kecamatan lain di Sumbar mulai mengadopsi program pengelolaan sampah Situjuah Batua.

Sasaran akhirnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli sampah. Alhamdulilah, kesadaran ini mulai muncul.

Berhasil mengelola sampah mengantarkan Nagari Situjuah Batu menjadi nagari peringkat pertama Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Limapuluh Kota. Hal ini sesuai data Kemendes-PDT dan TA P3MD Limapuluh Kota tahun 2019, Nagari Situjuah Batua berada diperingkat pertama dengan total nilai IDM 0.848 dengan status IDM sebagai nagari atau desa mandiri.

"Sasaran akhirnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli sampah. Alhamdulilah, kesadaran ini mulai muncul. Jika hari ini, masih ditemukan satu dua sampah di jalan raya Nagari Situjuah Batua, dapat dipastikan, itu bukan sampah yang dibuang masyarakat. Tapi sampah yang kadang dilempar oleh pengendara," kata wali nagari yang akrab disapa Tan Marajo itu.

Terinspirasi Mahasiswa Jepang

Wali Nagari Situjuah Batua, Dhon Vesky Tan Marajo, mengakui program pengelolaan sampah di nagarinya terinspirasi dari mahasiswa Jepang. Pertengahan 2018 lalu, mahasiswa Osaka City University Jepang bersama mahasiswa Unand, mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Nagari Situjuah Batua.

Harus diakui, kita jauh tertinggal dari Jepang dalam budaya bersih dan disiplin

Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumbar dan ISI Padang Panjang pun ikut KKN di waktu bersamaan. Kehadiran para mahasiswa ini, terutama mahasiswa Jepang, menginspirasi pemerintah Nagari Situjuah Batua, dalam mengelola sampah.

"Jujur kami terinspirasi mengelola sampah dari mahasiswa Jepang yang KKN di ini tahun 2018. Harus diakui, kita jauh tertinggal dari Jepang dalam budaya bersih dan disiplin," kata Tan Marajo.

Dia menceritakan sewaktu mengikuti KKN PPM, mahasiswa dari Osaka City University Jepang meninggalkan nilai-nilai keteladanan merawat kebersihan bagi masyarakat Situjuah Batua.

"Malu kami dengan mahasiswa Jepang itu, meski bukan muslim, tapi mengaplikasikan semangat kebersihan itu sebagian dari iman. Mereka, memunguti sampah yang bertebaran di jalan dan pasar nagari kami. Saat makan pisang pun, mereka tak mau buang kulitnya sembarangan. Bahkan, karena tak melihat tong sampah, mereka tak segan-segan menyimpan kulit pisang ke dalam celana," katanya.

Sikap mahasiswa Jepang dalam menangani sampah, menjaga kebersihan, dan mengedepankan budaya malu itu, menurut Tan Marajo, adalah sebuah inspirasi tak ternilai dan hal itu mendatangkan manfaat besar terhadap Nagari Situjuah Batua.

"Melihat disiplin mahasiswa Jepang, kami langsung berfikir bagaimana pemerintah nagari bisa mengelola sampah yang menjadi persoalan serius saat itu. Itulah cikal-bakal yang teraplikasikan hari ini," tuturnya []

Baca juga:



Berita terkait
Badai Terjang Payakumbuh, Puluhan Bangunan Rusak
Hujan deras disertai badai menerjang Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Puluhan bangunan warga dilaporkan rusak.
Pemkot Payakumbuh Segel 9 Bangunan Ilegal
Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Brata menyegel sembilan bangunan yang diduga melanggar aturan.
Sapi Kurban di Kota Payakumbuh Kabur dan Lukai 5 Warga
Sapi kurban milik warga di Kelurahan Balaijariang Aia Tabik, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, mengamuk dan kabur sebelum disembelih.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.