Berawal dari Tarrant, Teroris Selandia Baru yang Terinspirasi Game Battle Royale

Berawal dari Tarrant, teroris Selandia Baru yang terinspirasi Game Battle Royale, ini yang dilakukan Polda Sulawesi Selatan.
Kabid Humas Polda Sulsel, Dicky Sondani, mengusulkan game yang membuat orang menjadi radikal agar ditutup. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar, (Tagar 22/3/2019) - Polda Sulawesi Selatan mengimbau kepada provider atau perusahaan penyedia jasa sambungan internet agar menutup game bergenre Battle Royale, karena game tersebut mengajarkan orang menjadi radikal.

"Sekarang ini yang perlu kita lakukan adalah imbauan kepada anak-anak muda, terutama untuk tidak memainkan dan mengunduh game-game yang mendorong seseorang menjadi radikal," ujar Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Dicky Sondani, di Makassar,  Jumat (22/3).

"Karena kita ketahui, teroris di Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant disebut terinspirasi game bergenre Battle Royale, menembaki jemaah yang sedang salat jumat," lanjutnya. 

"Kita minta provider menutup situs game berbau kekerasan. Kita akan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), untuk menutup game tersebut," ujar Dicky. 

Pihaknya ingin sekali bekerja sama dengan Facebook dan Google agar menutup semua konten berbau kekerasan di dunia maya.

"Kita ingin Facebook atau Google menutup situs atau game yang membuat seseorang menjadi militansi dan juga menjadi seorang pelaku radikalisme yang mengarah ke terorisme," terangnya.

Ia menambahkan, saat ini Polda Sulsel memiliki tim Cyber, termasuk di Jakarta juga ada Kemenkominfo yang tentu juga melakukan pengawasan apabila ada game-game yang demikian. []

Baca juga:

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu