Berakhir Sudah Impian Pesawat Penumpang Raksasa

Setelah 14 tahun, produksi pesawat penumpang terbesar di dunia, Airbus A380, itu akhirnya dihentikan
Pesawat Airbus A380 milik Emirates Airlines di Dubai Air Show, November 2021 (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Pesawat Airbus A380 yang terakhir diserahkan hari Kamis, 16 Desember 2021, di pabriknya di Hamburg kepada maskapai Emirates Airways. Setelah 14 tahun, produksi pesawat penumpang terbesar di dunia itu akhirnya dihentikan. Andreas Spaeth melaporkannya untuk DW.

Sir Tim Clark, Direktur Utama Emirates Airlines, sebenarnya ingin berada di Hamburg minggu ini untuk menghadiri acara bersejarah: penyerahan Airbus A380 yang terakhir. Ini pesawat ke-251 dari seri ini, dan yang terakhir dibuat.

Emirates adalah pemesan terbanyak, dengan 123 pesawat. Tanpa pesanan dari Dubai itu, Airbus sebenarnya sudah akan berhenti memproduksi A380 beberapa tahun lalu. Pada 2019 Airbus mengumumkan akan melanjutkan produksi sampai 2021, memenuhi pesanan Emirates Airways.

Tim Clark, 72 tahun, seorang legenda di industri pesawat terbang, tetap percaya pada potensi A380. Sebagai pemesan terakhir, dia juga punya kebebasan menentukan desain terakhir di dalam pesawat. A380 versi Eimrates dirancang sebagai pesawat luxus untuk 615 penumpang kelas bisnis.

qantas 380Qantas Airbus A380 di Bandara Logistik California Selatan di Victorville, California, AS, 6 Juli 2020 (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

1. Dirancang ketika industri penerbangan berjaya

Tim Clark sebenarnya ingin menjemput Airbus A380 itu di Jerman dengan sebuah perayaan meriah. Namun situasi pandemi di Jerman membuat pihak Airbus menolak gagasannya.

"Saya mengatakan kepada CEO Airbus, Guillaume Faury, pesawat ini punya potensi yang nyata bagi kami, jadi ini bukan pemakaman," kata Tim Clark kepada DW dan menerangkan: "Kami akan menerbangkan A380 sebagai pesawat yang sangat hebat hingga pertengahan 2030-an, jadi kami punya waktu 14 hingga 15 tahun sebelum kami memensiunkannya."

Airbus A380 dirancang pada 1990-an ketika permintaan perjalanan melonjak dan terutama pasar penerbangan di Cina menawarkan potensi yang tampaknya tak terbatas. Tapi produksinya beberapa kali mengalami penundaan. Pesawat pertama selesai tahun 2007, dua tahun lebih lambat dari rencana awal. Setahun kemudian, dunia mengalami krisis keuangan yang mengubah pasar dan permintaan untuk pesawat penumpang super besar.

Pan AmBoeing 747-100 yang menjadi salah satu armada Pan Am. (Foto: Wikipedia/Eduard Marmet)

2. Pandemi mengubur impian pesawat raksasa

Ketika A380 akhirnya mulai beroperasi pada 2008 muncul epidemi SARS di Asia yang mengkhawatirkan dunia bisnis. Banyak maskapai penerbangan yang kemudian mengoperasikan pesawat Boeing 787 dan Airbus A350 yang lebih kecil untuk melayani rute-rute internasional.

Airbus seluruhnya memproduksi 251 pesawat A380, termasuk produksi terakhir untuk Emirates ini. Saat ini ada 118 pesawat A380 yang masih beroperasi. Sisanya masih didaratkan oleh maskapainya untk menunggu waktu yang lebih baik, karena jumlah penumpang selama pandemi Covid-19 turun drastis.

Pandemi Covid-19 memang akhirnya mengubur impian pesawat penumpang raksasa. Boeing juga mengumumkan akan menghentikan produksi model Boeing 747 pada 2022, setelah lebih dari setengah abad (hp/yp)/dw.com/id. []

Qantas Mulai Penerbangan Internasional Akhir Oktober 2021

Virus Corona, Qantas Kurangi Penerbangan ke Asia

Virus Corona Varian Baru Terdeteksi di Denmark dan Jerman

Penumpang Covid-19 Singapore Airlines Dilarang ke Hong Kong

Berita terkait
Airbus Jual 255 Pesawat di Dubai Air Show 2021
Dubai Air Show, pameran industri penerbangan yang dilangsungkan setiap dua tahun sekali, 14 November 2021, dibuka untuk umum
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.