Benarkan Bitcoin Gunakan Skema Piramida? Ini Penjelasannya

Dari penjelasan kita tahu bahwa Bitcoin bukan skema piramida, karena tidak ada imbalan dan jaminan pengembalian untuk membeli koin BTC
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Skema piramida merupakan model sebuah bisnis yang dapat membuat pelaku mendapatkan sebuah keuntungan dengan cara merekrut anggota baru. Dengan menjadi bagian dari bisnis tersebut, maka para anggota baru harus membayar uang muka terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bisnis. 

Anggota baru akan bertindak sebagai salesman dan anggota tersebut perlu membeli produk terlebih dahulu.

Dengan ini, produk tidak akan memiliki permintaan yang banyak, namun akan tetapi anggota baru harus membeli produk tersebut agar mereka tetap bergabung dengan bisnis tersebut. 

Dalam beberapa skema piramida, maka anggota perlu menyimpan persediaan barang yang akan dijual. Dalam hal ini, akan menciptakan lebih banyak penawaran daripada permintaan.


Karakteristik Skema Piramida

- Menjanjikan keuntungan yang tinggi dengan risiko yang terbilang rendah.

- Membutuhkan biaya awal.

- Hasil yang terbilang terlalu konsisten.

- Strategi bisnis yang kompleks dan rahasia.

- Sangat perlu untuk merekrut banyak anggota baru.

- Anggota diharuskan membeli produk terlebih dahulu.


Apakah Bitcoin Merupakan Skema Piramida?


- Bitcoin Adalah Open Source dan Transparan

Terkadang, hal ini menggunakan struktur yang rumit dan juga strategi kompleks yang hanya diketahui oleh para penciptanya. Kendati demikian memasuki model bisnis ini, maka Anda harus mengikuti serangkaian instruksi dari orang yang merekrut Anda.

Namun, yang perlu diketahui bahwa bitcoin adalah kebalikan dari kerahasiaan itu. Program Bitcoin ini berjalan di lingkungan open source. Artinya, setiap orang dapat melihat kode dan bisa juga berpartisipasi dalam mengembangkan program. Jika dalam skema ini, maka akan sangat sulit untuk mengetahui celah dan detail dari bisnis tersebut.


- Bitcoin Tanpa Pemimpin

Bitcoin adalah sebuah jaringan global terdesentralisasi yang tidak memiliki perusahaan atau badan hukum apa pun. Selain itu, di balik bitcoin ini tidak ada struktur organisasi – hanya ada seorang pengguna dan pengadopsi bitcoin saja yang didistribusikan di seluruh dunia, Bitcoin ini tidak memiliki pemimpin karena ia terdesentralisasi.


- Bitcoin Dibuat Secara Adil

Untuk dapat memastikan bahwa Bitcoin dibuat secara adil, maka Satoshi Nakamoto memastikan bahwa dia tidak mendapatkan Bitcoin yang dialokasikan sebelumnya. Ketika jaringan Bitcoin yang dimulai pada tahun 2009 silam, yaitu satu-satunya cara untuk mendapatkan cryptocurrency adalah dengan cara menambang cryptocurrency atau mining crypto.

Satoshi Nakamoto yang hanya memiliki 0 Bitcoin dan mengharuskannya untuk menambang cryptocurrency Bitcoin di bawah aturan yang sama dengan penambang/peserta lain yang ada dalam komunitas Bitcoin.


- Bitcoin Merupakan Komoditas atau Barang Koleksi

Ketika pertama kali bitcoin dibuat oleh Satoshi Nakamoto, maka tidak ada penekanan/fokus untuk memberikan keuntungan investasi yang tinggi. Satoshi Nakamoto pun melihat Bitcoin sebagai komoditas atau barang koleksi. Bitcoin ini dirancang untuk menjadi “logam digital” berharga yang nantinya dapat menyimpan nilai. Dalam salah satu kutipannya, Satoshi mengatakan hal berikut tentang Bitcoin, bahwasanya dalam hal ini Bitcoin lebih mirip logam mulia. Ketimbang pasokan (bitcoin) yang berubah untuk menjaga nilainya agar tetap sama, maka persediaan bitcoin sudah ditentukan sebelumnya dan nilainya pun akan terus berubah. Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna, maka nilai per koin akan terus meningkat.

Bitcoin akan memperoleh nilai dari jumlahnya yang terbatas dan jaringan Bitcoin. Jadi, dengan begitu orang yang membeli Bitcoin di waktu awal tidak akan menerima keuntungan langsung dari pendatang baru. Untuk mendapatkan Bitcoin ini, maka seseorang dapat membelinya di pertukaran kripto atau menambangnya tanpa adanya keterlibatan siapa pun.

Tidak seperti bisnis piramida yang akan menjanjikan keuntungan yang konsisten, dengan begitu maka tidak akan ada seorang pun yang bisa memprediksi pergerakan harga Bitcoin. Harga Bitcoin ini murni berasal dari sebuah penawaran dan permintaan ketika ada lebih banyak permintaan daripada penawaran, maka harganya akan naik karena orang-orang bersedia membayar lebih mahal.

Harga Bitcoin di tahun 2021 ini menjadi lebih stabil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena kapitalisasi pasar yang semakin meningkat dan semakin banyak yang menggunakan. Sebelum periode waktu ini, seorang analis Crypto telah melihat banyak contoh di mana harga Bitcoin mengalami penurunan harga besar-besaran dalam jangka waktu singkat (sekitar 30% hingga 80%) lalu, dilanjutkan dengan adanya peningkatan harga yang lebih kuat pada periode tertentu.

Dari penjelasan kita tahu bahwa Bitcoin bukan skema piramida, karena tidak ada imbalan dan jaminan pengembalian untuk membeli koin BTC. Berhati-hatilah dengan orang yang mengklaim sebaliknya. Namun, ada banyak platform yang menggunakan Bitcoin dalam penipuan mereka, tetapi itu tidak menjelaskan apapun tentang koin dan teknologi di baliknya. Penjahat selalu menjadi pengadopsi pertama teknologi baru, baik itu mobil, sepatu, ponsel, senjata, atau alat berguna lainnya. Bitcoin hanyalah teknologi lain yang dapat mereka gunakan dalam skema mereka. Lagipula, dolar AS juga bukan skema piramida, meskipun sering digunakan di sebagian besar skema tersebut.[]


(Farhan Ramadhan)

Baca Juga:

Berita terkait
Daftar Perusahaan yang Melakukan Transaksi dengan Bitcoin
Bahkan sekarang ini, sudah banyak perusahaan besar yang menggunakan kripto sebagai alat pembayaran sah terhadap produk atau jasanya
Peluang Bisnis Reseller dan Kelebihannya
Sistem jualan dengan cara menjadi reseller ini menjadi tren di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini.
BI Layani Penukaran Uang Rusak Secara Daring
Layanan penukaran uang rusak secara daring merupakan salah satu upaya BI dalam meningkatkan layanan kas kepada masyarakat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.